Langsung ke konten utama

Menjaga Lisan



بسم الله الرحمن الرحيم

Sungguh lisan adalah salah satu nikmat terbesar dari nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Yg mana dengan lisan ini kita mentauhidkan Allah Subhaanahu wa ta'ala dan menyeru manusia kepada-Nya. Maka lisan menjadi salah satu sebab masuknya seseorang kepada Islam dan Mentauhidkan Allah Subhaanahu wa ta'ala. Tapi, dengan lisan ini juga kita dapat terjatuh kepada perkara yang haram dan perkara kekufuran -wal'iyaadzubillah-, maka lisan akan menjadi sebab binasanya seorang manusia jika tidak berhati-hati dalam menjaganya.

Terkadang, bahaya lisan dan keburukannya ini lebih banyak dibandingkan bahayanya tangan dan kekuatannya. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengatakan :

"عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ"

"dari Abdullah bin 'Amru dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda: "Seorang muslim adalah orang yang Kaum Muslimin selamat dari lisan dan tangannya, dan seorang Muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah." (HR-Al-Bukhari No.10 versi Fathul Baari)

Ikhwah fillah, lisan yang baik dan bermanfaat maka akan mengangkat derajat pemiliknya begitupun sebaliknya, dengan lisan ini kita juga bisa jatuh dalam kerendahan dan kebinasaan. Umar Bin Khattab berkata :

وقال عمر بن الخطاب: من كثُر كلامه كثر سَقَطُه

"Berkata Umar Bin Khattab : Barangsiapa yang banyak bicara maka dia banyak trgelincir (dalam kesalahan)."

Maka, telah datang Nash dari Al-Qur'an dan Hadits tentang pentingnya menjaga lisan . Berkata Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :

"من صمت نجا"

"Barangsiapa diam, ia selamat" (HR.Tirmidzi 2501)

Allah berfirman :

وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ

"dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna."
-Surat Al-Mu'minun, Ayat 3

Imam Ibnu Muflih Al-Hambali didalam kitabnya Adaabu Asy-Syar'iyyah membuat bab tersendiri tentang pentingnya menjaga lisan dimana beliau berkata :

قال ابن مفلح المقدسي رحمه الله: "وروى الخلاّل عن عطاء قال: كانوا يكرهون فضول الكلام، وكانوا يعدُّون فضول الكلام ما عدا كتاب الله أن نقرأه، أو أمرًا بمعروف، أو نهيًا عن منكر، أو أن تنطق في معيشتك بما لا بد لك منه"
"Berkata Ibn Muflih Al-Maqdisi Rahimahullah : Khalal meriwayatkan dari 'Atho, dia berkata : Orang-orang membenci banyaknya perkataan, dan mereka hanya menganggap baiknya perkataan adalah membaca al-quran, memerintahkan kepada yang baik atau melarang kepada yang mungkar . Serta berbicara didalam masalah kehidupan sesuai dengan porsinya"

(Adaab Asy-Syariah, hal 74)


Diantara bentuk perkataan yang tidak berguna adalah berkata kotor, mencela saudara seiman, memprovokasi dalam keburukan untuk mencelakai saudara seimannya dan kburukan2 lain yg disebabkan oleh lisan .

Dengan sebab lisan juga seseorang bisa masuk Surga ataupun Neraka . Dalam hadits dikatakan :

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَرْفَعُهُ اللَّهُ بِهَا دَرَجَاتٍ وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللَّهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ

"dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Sungguh seorang hamba akan mengucapkan sebuah kalimat yang diridlai Allah, suatu kalimat yang ia tidak mempedulikannya, namun dengannya Allah mengangkatnya beberapa derajat. Dan sungguh, seorang hamba akan mengucapkan sebuah kalimat yang dibenci oleh Allah, suatu kalimat yang ia tidak meperdulikannya, namun dengannya Allah melemparkannya ke dalam neraka." (HR.Bukhari No 6478)

Ikhwah fillah, beberapa faidah yang dapat kita ambil dari menjaga lisan antara lain adalah :

1. Menjaga lisan menjadi sebab istiqomahnya iman , sebagai dasar baiknya hati dan seluruh anggota badan.

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ وَلَا يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ وَلَا يَدْخُلُ رَجُلٌ الْجَنَّةَ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَه

"Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Iman seorang hamba tidak bakalan lurus hingga lurus hatinya dan hati tidak bakalan lurus hingga lurus lisannya dan seseorang tidak bakalan masuk surga jika tetangganya terganggu oleh keburukannya". (HR.Ahmad No 12575)

2. Menjaga lisan menjadi tanda baiknya islam seseorang dan baiknya perilakunya . Telah berkata rasulullah shallallahu alaihi wa sallam :

إنَّ مِن حُسنِ إسلامِ المرءِ تركَه ما لا يَعنيه
"Sesungguhnya dari kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaat baginya." (HR.Ibnu Hibban didalam kitab shahih ibnu hibban, dari abu hurairah , hal/no 229)

3. Menjaga lisan menjadi sebab terangkatnya derajat dan dimasukkan kedalam salah satu surga-Nya.

إنَّ في الجنَّةِ غُرَفاً يُرَى ظاهرُها من باطنِها وباطنُها من ظاهرِها، فقال أبو مالكٍ الأشعريُّ: لمن هي يا رسولَ اللهِ؟ قال: لمن أطاب الكلامَ، وأطعم الطَّعامَ، وبات قائماً والنَّاسُ نِيامٌ

"Sesungguhnya didalam surga ada sebuah ruangan yang dapat dilihat luarnya dari dalam, dan dapat dilihat dalamnya dari luar, berkata Abu Malik Al-Asy'ari : Untuk siapa surga itu ya rasululallah ? Beliau berkata : Untuk seseorang yang berkata baik, memberi makan (kpd yg membutuhkan), dan untuk seseorang yang bangun malam (untuk ibadah) disaat manusia tertidur." (HR.Al-Mundziri, dlm kitab At-Targhib wat Tarhib, dari Abdillah bin 'Amru , juz 4 hal 375 l, dikatakan isnadnya hasan atau shahih atau yang mendekatinya.)

4. Menjadi sebab ridhonya Allah sebagaimana hadits yg telah disebutkan diatas .

Terakhir saya tutup dengan hadits nabi :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya ia berkata baik atau diam, dan barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, janganlah ia menyakiti tetangganya, dan barang siapa beriaman kepada Allah dan hari Akhir, hendaknya ia memuliakan tamunya." (HR.Bukhari dari Abu Hurairah No 6475 versi Fathul Baari)

Allahu A'lam

Adi Rahman Hakim

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENDAFTARAN | Program Beasiswa Islamic Call College, Libya | S1, S2, S3 | 2023

Assalamualaikum sobat Penutut Ilmu, gimana Kabarnya kalian, Semoga Selalu dalam Keadaan Sehat wal 'afiat dan Selalu Dalam Lindungan Allah Subhanahu wa Ta'ala Amin ya rabb Al- amin.  Alhamdulillah segala puji bagi Allah, setelah menunggu kurang lebih 3 - 6 Bulan Akhirnya atas izin Allah SWT. Pendaftaran Program Beasiswa Islamic Call College, Libya  resmi dibuka. Nah, bagi sobat Penutut Ilmu yang berminat untuk Melanjutkan Studi S1, S2, S3-nya di Negara yang dijuluki seribu Huffadz ini, bisa nih untuk Mendaftar kan diri. Berikut  Syarat - syarat yang harus dipenuhi  : PROGRAM SARJANA S1 PERSYARATAN  1. Sehat Jasmani dan Rohani 2. Usia 17 sampai 23 Tahun. 3. Melampirkan Berkas- berkas Yang Dibutuhkan 4. Dinyatakan lulus tes Penerimaan   5. Telah Lulus dari Jenjang SMA\SEDERAJAT Dengan nilai Minimal JAYYID JIDDAN  6. Mengisi formulir pendaftaran 7. Terakhir Pengumpulan Berkas untuk jurusan umum 1 April 2023  6. Terakhir Pengumpulan Berkas untuk jurusan agama Islam 20 April 2023  BE

Materi Marhala Dasar, Belajar Bahasa Arab KKMI Libya Via WhatsApp

الكَلَأمُ (    Al-kalam ) A.     تَعْرِيْفُ الكَلَامِ   ( Pengertian Kalam )             الكَلَام ( Kalam ) berasal dari Bahasa Arab, yaitu كَلَّمَ - يُكَلِّمُ   yang artinya berbicara. Sedangkan, kata الكَلَام artinya perkataan atau pembicaraan. Definisi Kalam menurut Ahli Nahwu النَحْوُ     adalah : الكَلاَمُ هُوَ اللَّفْـــظُ المُرَكَبُ المُفِيْدُ بِالوَضْـعِ Kalam adalah suatu perkataan yang tersusun yang memberikan faedah atau makna yang lengkap. Jadi, Kalam dalam Bahasa Arab   memiliki 4 syarat, yaitu : 1-       اللّفْظُ ( Al-lafzu ) yaitu suara ucapan kalimat atau perkataan. Contohnya : المَسْجِدُ   ( Masjid ) كِتَابُ   ( Kitab ) كُرَّاسَةٌ ( Buku tulis ) قَلَمٌ   ( Pena ) dan lain sebagainya. 2-       الْمُرَكَبُ ( Al-Murakabu ) yaitu yang tersusun, kalam yang kita ucapkan mesti tersusun dari dua kata atau tiga kata atau lebih dari itu. Contohnya : ذَهَبَ مُحَمَّدٌ إِلى المَدْرَسَة   ( Muhammad pergi ke sekolah ) مُحَمَّدٌ قَائِمٌ   ( Muhamma

ENGLISH LOOP : 10 SLANG MILENIAL POPULER

  Oleh Immas Redeon Sabtu, 05 september 2020   Sejarah singkat bahasa Inggris. Bahasa Inggris adalah bahasa Jermanik yang berkembang pada abad pertengahan. English sendiri berasal dari epinom  Angle , suku yang mendiami wilayah Anglen, Jerman utara. Pada awalnya, bahasa Inggris berkembang di kerajaaan Anglo-Saxon Britania, lalu mendapat pengaruh dari bahasa Norse Kuno setelah penaklukan Viking pada abad 10.  Penaklukan Normandia terhadap Inggris pada abad 11 menyebabkan bahasa Inggris juga mendapat sedikit pengaruh dari bahasa Prancis (Norman). Pada abad 15, Bahasa Latin juga ikut berperan mempengaruhi perkembangan bahasa Inggris. Perpaduan dari berbagai bahasa ini menyebabkan dialek bahasa Inggris sangat beragam bentuknya. Mulai dari ejaan, penulisan, bahkan istilah (idiom). Di era modern ini, secara umum ada dua jenis bahasa Inggris yang dijadikan acuan internasional, yakni English America (bahasa Inggris Amerika) dn English British(bahasa Inggris Britania). Bahasa Inggris adalah bah