Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2024

POV: KAMU MENCOBA MENEMUKAN DIRIMU SENDIRI | 𝐏𝐄𝐌𝐄𝐍𝐀𝐍𝐆 𝐋𝐎𝐌𝐁𝐀 𝐊𝐀𝐑𝐘𝐀 𝐓𝐔𝐋𝐈𝐒 𝐇𝐔𝐓 𝐈𝐍𝐃𝐎𝐍𝐄𝐒𝐈𝐀 𝐊𝐄 𝟕𝟗 𝐓𝐀𝐇𝐔𝐍

Kisah ini bersudut pandang orang pertama bernama Aku. Sudut pandang orang pertama yang seolah-olah memberi kesan orang ketiga dengan memberinya nama “Aku”. Jika Aku perlu memaknai kalimat itu, mungkin karena Aku selalu menempatkan diriku dalam sinema yang kuciptakan sendiri di dalam pikiranku. Aku ini mungkin adalah orang yang menyebalkan di dalam film kehidupan sebagian orang, mungkin juga seorang yang dihormati, seorang yang pendiam, atau bahkan seorang antagonis. Tapi sebenarnya siapa Aku dalam film kehidupanku sendiri?   YOU ARE SOMETHING Kehidupanku rasa-rasanya sudah dipenuhi dengan begitu banyak keberuntungan. Salah satu puncak keberuntungan yang kurasakan adalah hari di mana sekolahku menggelar pelepasan santri. Aku merasa seperti ksatria baja hitam yang disambut sepulang perang. Hari itu, semua mata tertuju ke arahku, Aku dijuluki “MVP”, semua orang tua membandingkan anaknya denganku dan berharap anaknya menjadi sepertiku. Aku dipanggil berkali-kali ke atas panggung ...

Keajaiban Khidmah Oleh: Bahra Ramadhani Kaligar | 𝐏𝐄𝐌𝐄𝐍𝐀𝐍𝐆 𝐋𝐎𝐌𝐁𝐀 𝐊𝐀𝐑𝐘𝐀 𝐓𝐔𝐋𝐈𝐒 𝐇𝐔𝐓 𝐈𝐍𝐃𝐎𝐍𝐄𝐒𝐈𝐀 𝐊𝐄 𝟕𝟗 𝐓𝐀𝐇𝐔𝐍

Tahun itu tahun yang begitu melelahkan. Pada suatu malam aku bersama sahabatku merebahkan badan termenung menatap langit rumah kiaiku, setelah berdua merapihkan dapur para ustadz yang berada di rumah kiaiku itu.   “Setelah ini, ente mau kuliah di mana?” tanya Lathif sahabatku sambil mengelus dahinya yang berkeringat kelelahan. “ Ane belum tahu Thif, sekarang mah ane fokus ke pesentren dulu aja.”   Jawabku sambil mencubit dagu. Lathif yang berada di sampingku diam-diam tertidur lelah setelah dia bertanya kepadaku mengenai kuliah. Lathif... Lathif... dasar nte ya! kebiasaan banget, lagi ngobrol tiba-tiba tidur , kataku sedikit kesal. Hari berikutnya aku bersama teman-teman pengabdianku gotong royong merapihkan dan mendekor panggung untuk suatu acara besar di pesantrenku. Ketika kami sedang asyik mendekor panggung, salah satu temanku memberitahu diriku dan temanku Ucup bahwa Abi -sebutan para santri kepada Kiai- memanggil kami berdua. “Gar, Abi manggil ente tuh di s...

Aku, Terima Kasih Sudah Berjuang Oleh: Latifah Ainun Qolbi | 𝐏𝐄𝐌𝐄𝐍𝐀𝐍𝐆 𝐋𝐎𝐌𝐁𝐀 𝐊𝐀𝐑𝐘𝐀 𝐓𝐔𝐋𝐈𝐒 𝐇𝐔𝐓 𝐈𝐍𝐃𝐎𝐍𝐄𝐒𝐈𝐀 𝐊𝐄 𝟕𝟗 𝐓𝐀𝐇𝐔𝐍

Penantian Panjang nan melelahkan, setelah usai kuputuskan untuk tidak melanjutkan kuliah beasiswa demi Al-Qur’an. Empat tahun silam aku belajar banyak hal mulai dari kemandirian sampai hal-hal kehidupan, tepatnya saat diriku menginjakkan usia kuliah, Alhamdulillah, Allah menempatkanku di tempat yang benar meskipun kata orang tersesat. Tepatnya, aku berkesempatan untuk belajar di Prodi Aqidah filsafat Islam di Universitas Darussalam Gontor dengan beasiswa. Tiada hari tanpa diajak untuk berfikir, tentang Tuhan, kenabian, bahkan sampai benda mati. Berat memang tapi akan kujalani segala keputusan sampai akhirnya aku banyak belajar dan mendapatkan hikmah tentang beradab kepada Tuhan. “Bagaimana mungkin seorang ‘Abid (Hamba) bisa beradab kepada Tuhannya sedangkan ia tidak faham apa yang dikatakan dan diperintahkan oleh Tuhannya?” Jangankan faham, baca saja jarang. Bukankah kepada manusia saja kita harus beradab? Contoh misalnya, Seorang anak harus taat dan patuh kepada orang tuanya. Mendenga...