Langsung ke konten utama

KAMI BUTUH PEMIMPIN YANG BERANI MENGAJUKAN DIRI l Muhammad Akhdan Muzakki

 


Photo by Vecteezy on Pinterest

Bagaimana kalau dia adalah seorang reformis idealis? Penelaah urgensi revitalisasi. Aneh… kajian ini belum pernah masuk tongkrongan saya. Padahal tongkrongan saya terbiasa dengan obrolan-obrolan kaum cendekiawan menengah ke atas, terutama yang bersentuhan langsung dengan mereka. Sebagai pelanggan setia yang selalu memesan kopi 8 ribu untuk 8 jam duduk, saya sering merenung, ternyata masih banyak bahan obrolan yang tidak tersentuh baik oleh bibir bekas cappuccino ataupun bibir bekas kopi kapal api di atas kursi plastik Napolly.

 

Tidak Selalu Tentang Haus Kuasa

Bagaimanapun, seseorang yang terlihat mengejar sebuah kedudukan sering dinilai sebagai seseorang yang haus akan kekuasaan. Mereka dianggap sebagai ciri orang yang sejalan dengan narasi milik Nietzsche dalam Will to Power, bahwa kehendak untuk berkuasa adalah pendorong dasar manusia untuk bertindak. However, konsep Will to Power tidak pernah didefinisikan secara sistematis oleh Nietzsche. Artinya, konsep ini sangat terbuka untuk dibahas dalam perspektif siapapun. Well, pembahasan tentang “Will to Power” memang sudah sangat banyak. Jika kamu bertanya pada temanmu itu, dia pasti tahu banyak juga. Ya, temanmu si profesor saku (dibaca: handphone).

Salah satu pembahasan yang populer adalah bahwa Will to Power bukanlah sekadar keinginan untuk mengontrol atau menguasai sesuatu. Maknanya justru merangkul (secara kreatif) definisi yang filosofis, yaitu penguasaan terhadap diri sendiri (self-mastery), maka dalam perspektif ini, Will to Power mencakup apresiasi atas sesuatu yang datang dari dalam (diri sendiri) dan dari luar (lingkungan/kelompok). Namun menurut sudut pandang ini, untuk mencapai titik kekuasaan atas diri sendiri maupun atas orang lain diperlukan sebuah pengorbanan. Tapi tak perlu khawatir, hasilnya akan setimpal dengan apa yang kamu korbankan.

Satu sudut pandang lain yang cukup mengerikan, sayangnya jauh lebih cocok dengan lafaz Will to Power dan lebih masuk akal daripada definisi sebelumnya. Bahwa sesungguhnya “menginginkan kekuasaan” adalah sifat dasar manusia, hal ini tidak dapat dihindari, sebagaimana seseorang yang lapar dan butuh makanan. Boleh jadi, ada orang yang membatasi makanannya karena ketidakmampuannya mencapai makanan (kurang mampu), atau karena rasa cukup, atau karena takut berlebihan, atau karena ingin diet, atau kemungkinan-kemungkinan lainnya. Maka orang yang tidak memiliki alasan tersebut dan memutuskan untuk makan sepuas-puasnya, sama saja dengan orang yang haus akan kekuasaan dan bahkan siap melakukan apapun demi mencapai atau mempertahankan kekuasaannya. “Loh… berarti memang haus kuasa dong?” Oke… kita bahas.

 

Kalau Memang Seseorang itu Menginginkan Jabatan?

Kepala saya terbiasa untuk membuat banyak skenario kemungkinan tentang apa yang mungkin ada dalam hati orang lain atau apa intensi mereka, hal ini sangat membantu saya untuk berpikir positif tentang orang lain. Faktanya, manusia memang menilai seseorang dari aksi yang dia lakukan (yang terlihat). Padahal ketika manusia menilai aksinya sendiri, ia selalu membenarkan aksinya dengan penilaian berdasarkan intensi (niat) yang hanya diketahui oleh dirinya dan Allah SWT. menurut saya, sah-sah saja bagi seseorang untuk membenarkan perbuatannya sendiri berdasarkan alasan atau niat yang ada dalam hatinya (dengan syarat tidak bertentangan dengan Hukum Allah), tapi jika begitu, ia juga harus menilai seseorang dari intensinya dan bukan “nge-judge” tanpa tahu alasan seseorang melakukan suatu hal.

Dengan bekal pemikiran itu, akhirnya saya mendapat cukup banyak kemungkinan intensi seseorang yang menginginkan sebuah jabatan. Alasan yang mungkin bagi seseorang untuk mengejar jabatan mungkin cukup banyak, tapi jika saya perlu menulis hal yang paling umum dan berkaitan dengan lingkungan tempat saya tinggal, mungkin akan saya tulis seperti ini:

Pertama, alasan patriotik, Kepedulian akan organisasi. Mungkin dia seorang reformis idealis yang menyadari urgensi revitalisasi pada sebuah organisasi. Atau mungkin dia merasa gelisah terhadap hal-hal yang seharusnya tidak terjadi di dalam sebuah organisasi dan merasa bertanggung jawab atas hal tersebut, sehingga ia bertekad untuk memperbaikinya dan menjadi pemimpin perbaikan tersebut. Atau mungkin saja, ia memiliki gagasan tentang perubahan yang ingin dia laksanakan dengan sempurna, sehingga menurutnya, dialah yang perlu memimpin perubahan itu. Anggap saja paragraf ini adalah kemungkinan paling positif yang bisa saya bayangkan tentang keinginan untuk berkuasa.

Kedua, Sayangnya bekal saya dalam memikirkan intensi seseorang (dibaca: overthinking), ternyata menghasilkan beberapa kemungkinan buruk. Mungkin saja dia menginginkan kehormatan dan sanjungan. Mungkin juga dia mengejar popularitas, senang menjadi pusat perhatian dan namanya sering keluar dari mulut orang-orang. Ah… paragraf ini terpaksa saya masukkan untuk kepentingan keseimbangan informasi, namun hal ini tidak sesuai dengan tujuan yang saya inginkan ketika orang-orang membaca tulisan ini. Tapi ya.. sudahlah.

 

Bagaimana Jika Seseorang Tidak Menginginkan Jabatan?

Bukan hanya tidak menginginkan sebuah jabatan, bahkan di miniatur Konoha tempat saya tinggal, ada yang mati-matian menolak sebuah jabatan padahal sudah dipaksa berulang-ulang kali. Alasannya sangat masuk akal, bahkan saya tidak bisa menyalahkannya, karena mungkin saya akan melakukan hal yang sama. Alasan-alasan itu akan saya coba jabarkan dengan sedikit ditambah bumbu pemikiran dari Narasi si Filsuf British Bertrand Russel.

Menurut Bertrand Russel, orang yang kurang cerdas adalah orang yang selalu Over-Convident (terlalu percaya diri). Hal pertama yang perlu ditekankan adalah kata “terlalu”, dalam hal ini saya sangat setuju dengannya, bagaimanapun kepercayaan diri adalah bagian penting dari jati diri manusia. Kepercayaan diri adalah pendorong utama manusia untuk mengekspresikan dirinya. Namun ketika ia “terlalu” percaya diri sampai melupakan pertimbangan-pertimbangan lain dalam hidupnya, maka pada saat itulah masalah besar akan terjadi. Vice versa, paragraf yang akan datang adalah tentang mempertimbangkan hal-hal lain dalam hidup sebagai penyeimbang rasa percaya diri.

Bertrand Russel melanjutkan, bahwa orang-orang cerdas adalah orang-orang yang penuh dengan pertimbangan dalam hidupnya. Sebagai Informasi tambahan, Bertrand Russel memang menyampaikan pemikiran ini dalam konteks kepemimpinan, karena dia melihat di dunia modern, orang yang terpilih menjadi pemimpin seringkali adalah pilihan “yang jelek”-nya. Hal ini sangat menjelaskan kenapa di tempat saya tinggal, orang-orang cenderung menjauhi jabatan ketua, karena saya yakin mereka benar-benar mempertimbangkan banyak hal sebelum mengajukan diri untuk menjadi ketua. Di antara alasan yang menurut saya memang ada, mungkin karena ia merasakan kesibukan yang berlebih jika ia menjadi ketua nanti. Atau alasan yang religius, yaitu tanggung jawab yang besar yang terlalu berat untuk ia pertanggungjawabkan di Akhirat kelak.

 

Terus?

Jadi, yang sebetulnya ingin saya capai dari tulisan ini adalah kesadaran orang-orang cerdas untuk mengajukan diri sebagai ketua. Pertimbangan yang sangat matang memang sangat diperlukan, tapi jangan sampai mengurungkan niat untuk mengajukan diri dan menghilangkan idealisme dalam memajukan organisasi. Jangan sampai pemimpin yang terpilih justru bukanlah yang terbaik (setidaknya di tempat tersebut). Saya tidak bilang bahwa pemimpin yang terpilih (tanpa pendaftaran) bukanlah orang yang tepat untuk menjadi pemimpin, tapi yang mengajukan diri untuk menjadi pemimpin setidaknya dapat dipastikan adalah orang yang telah mempertimbangakan banyak hal sebelum akhirnya dia mengajukan diri menjadi pemimpin, ditambah lagi dengan kesiapannya menjadi pemimpin yang ditandai dengan pengajuan dirinya.

Saya harap jumlah orang yang membaca tulisan ini sampai selesai tidak lebih dari 5 orang. Kenapa? Ya terserah saya… sebetulnya saya sedikit khawatir alasan yang saya sampaikan di tulisan ini, justru menjadi dalil orang-orang untuk tidak mengajukan diri sebagai pemimpin. Makanya, alih-alih membuat judul yang unik (seperti tulisan-tulisan saya yang lain) yang harus dibaca keseluruhan tulisan untuk memahami konteks judul, saya justru membuat judul yang kalau dibaca, orang-orang langsung tahu maksud saya. Semoga saja orang-orang yang hanya membaca judulnya tetap mendapatkan maksud dari tulisan ini.




Saya Muhammad Akhdan Muzakki, panggil saja "Bung". Putra dari bapak dan ibu saya sejak tahun 2004. Hobi saya berburu dinosaurus. Sejak remaja, saya bercita-cita untuk menjinakkan T-Rex dan Kadal Gurun... 
Penasaran dengan saya? @akhdanmu_ dapat ditemukan di Instagram, tapi dia bukan saya yang sebenarnya... Jika berkenan, mari berkenalan!


Tripoli, 31 Desember 2024

Penjinak Dinosaurus








Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENDAFTARAN | Program Beasiswa Islamic Call College, Libya | S1, S2, S3 | 2023

Assalamualaikum sobat Penutut Ilmu, gimana Kabarnya kalian, Semoga Selalu dalam Keadaan Sehat wal 'afiat dan Selalu Dalam Lindungan Allah Subhanahu wa Ta'ala Amin ya rabb Al- amin.  Alhamdulillah segala puji bagi Allah, setelah menunggu kurang lebih 3 - 6 Bulan Akhirnya atas izin Allah SWT. Pendaftaran Program Beasiswa Islamic Call College, Libya  resmi dibuka. Nah, bagi sobat Penutut Ilmu yang berminat untuk Melanjutkan Studi S1, S2, S3-nya di Negara yang dijuluki seribu Huffadz ini, bisa nih untuk Mendaftar kan diri. Berikut  Syarat - syarat yang harus dipenuhi  : PROGRAM SARJANA S1 PERSYARATAN  1. Sehat Jasmani dan Rohani 2. Usia 17 sampai 23 Tahun. 3. Melampirkan Berkas- berkas Yang Dibutuhkan 4. Dinyatakan lulus tes Penerimaan   5. Telah Lulus dari Jenjang SMA\SEDERAJAT Dengan nilai Minimal JAYYID JIDDAN  6. Mengisi formulir pendaftaran 7. Terakhir Pengumpulan Berkas untuk jurusan umum 1 April 2023  6. Terakhir Pengumpulan Berkas untuk j...

Materi Marhala Dasar, Belajar Bahasa Arab KKMI Libya Via WhatsApp

الكَلَأمُ (    Al-kalam ) A.     تَعْرِيْفُ الكَلَامِ   ( Pengertian Kalam )             الكَلَام ( Kalam ) berasal dari Bahasa Arab, yaitu كَلَّمَ - يُكَلِّمُ   yang artinya berbicara. Sedangkan, kata الكَلَام artinya perkataan atau pembicaraan. Definisi Kalam menurut Ahli Nahwu النَحْوُ     adalah : الكَلاَمُ هُوَ اللَّفْـــظُ المُرَكَبُ المُفِيْدُ بِالوَضْـعِ Kalam adalah suatu perkataan yang tersusun yang memberikan faedah atau makna yang lengkap. Jadi, Kalam dalam Bahasa Arab   memiliki 4 syarat, yaitu : 1-       اللّفْظُ ( Al-lafzu ) yaitu suara ucapan kalimat atau perkataan. Contohnya : المَسْجِدُ   ( Masjid ) كِتَابُ   ( Kitab ) كُرَّاسَةٌ ( Buku tulis ) قَلَمٌ   ( Pena ) dan lain sebagainya. 2-       الْمُرَكَبُ ( Al-Murakabu ) yaitu yang tersusun, kalam yang kita ucapkan mesti t...

ENGLISH LOOP : 10 SLANG MILENIAL POPULER

  Oleh Immas Redeon Sabtu, 05 september 2020   Sejarah singkat bahasa Inggris. Bahasa Inggris adalah bahasa Jermanik yang berkembang pada abad pertengahan. English sendiri berasal dari epinom  Angle , suku yang mendiami wilayah Anglen, Jerman utara. Pada awalnya, bahasa Inggris berkembang di kerajaaan Anglo-Saxon Britania, lalu mendapat pengaruh dari bahasa Norse Kuno setelah penaklukan Viking pada abad 10.  Penaklukan Normandia terhadap Inggris pada abad 11 menyebabkan bahasa Inggris juga mendapat sedikit pengaruh dari bahasa Prancis (Norman). Pada abad 15, Bahasa Latin juga ikut berperan mempengaruhi perkembangan bahasa Inggris. Perpaduan dari berbagai bahasa ini menyebabkan dialek bahasa Inggris sangat beragam bentuknya. Mulai dari ejaan, penulisan, bahkan istilah (idiom). Di era modern ini, secara umum ada dua jenis bahasa Inggris yang dijadikan acuan internasional, yakni English America (bahasa Inggris Amerika) dn English British(bahasa Inggris Britania). Bahasa...