Ibadah yang paling gratis,
modal tipis labanya keren abis
Oleh : Oky Afrianto
Oleh : Oky Afrianto
Banyak anekdot para insani berkembang akhir-akhir ini, terlebih
mengenai beratnya tuntutan tuk mencari rido ilahi. Mereka yang berkata demikian
mungkin belum mengerti dengan kondisi dan situasi yang mereka hadapi. Apalagi
sekasar kasar hati mengatakan dengan lugas dan berani, “ menghindari dosa saja
sulitnya sampai ke nadi, apalagi mencari pahala tambahan, pasti sulit sekali “.
Tergerak tanganku tuk mulai menari dengan qalam ini. Huruf demi
huruf kurajut demi terciptanya sebuah bunyi. Bunyi indah yang kelak didengar
oleh orang-orang di sisi. Berbuah pahala bagi siapa saja yang menyanyikannya
setiap hari. Kukutip bunyi ini dari semulia mulia kekasih ilahi di tengah
bekunya kota Tripoli, inilah dia sabda Nabi yang kan slalu menghiasi setiap
hati dan nurani :
لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ
تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلِيْقٍ
“ Jangan sekali-kali kamu remehkan sebuah amalan kecil meskipun
itu hanya sekedar bermanis muka di depan saudaramu “
Klise di atas menerangkan kepada kita bahwa menghargai saudara
seiman itu sangat dituntut dalam ajaran agama kita. Barangkali kita terlalu
picik dan dangkal dalam memahami konteks ibadah yang sesungguhnya. Kita
berpikir bahwa sedekah itu membutuhkan modal, pengorbanan dan materi lainnya.
Bermanis muka, senyum dan berseri-seri ketika bertemu dengan muslim
lainnya merupakan suatu sikap yang tak berat untuk dilakukan. Memang enteng dan
spele, namun tidak ada yang sia-sia di mata sang Khaliq.
Maka dari itu, marilah membiasakan tradisi senyum dan saling
bermuka manis terhadap sesama, meski terlihat sederhana namun nilainya tak
terhingga. Laksana sebuah butiran mutiara, ukurannya kecil dipandang mata namun
harganya mahal tak terkira hingga menarik perhatian manusia di seantero dunia.
Komentar