Keutamaan Dzikir
Oleh : Riyadi S Harun
Seseorang yang ingin berpergian ke
suatu tujuan tentu membutuhkan informasi agar memudahkan dia sampai ke tempat
tersebut dengan lancar. Baik itu informasi tentang jalur mana yang akan ia
tempuh, dimana tempat yang cocok ia singgahi untuk beristihat sejenak sebelum
nanti ia lanjutkan perjalanannya, maupun apa yang seharusnya ia lakukan agar
perjalan yang akan ia tempuh sesuai dengan apa yang ia rencanakan. Begitu juga
dengan hidup kita didunia yang serba sementara ini. Kita adalah umat yang
hidupnya sangat bergatung kepada wahyu. Maka dari itu, tuntutan untuk mencari
perintah-perintah Allah adalah suatu kewajiban yang seyogyanya harus kita
lakukan. Sejak wafatnya Rasulullah SAW, para ulama-ulama (dari masa sahabat
sampai sekarang) telah banyak melakukan rihlah ilmiah untuk dapat mengumpulkan
informasi-informasi tentang apa yang seharusnya dilakukan dan apa yang harus
ditinggalkan oleh manusia –perkara amar makruf dan nahi munkar-. Telah banyak
karya-karya yang mereka tulis untuk kita manfaatkan sehingga kita yang hidup di
zaman sekarang tidak perlu bersusah payah seperti yang mereka lakukan.
Seperti yang kita ketahui, begitu
banyak sunnah-sunnah yang Rasulullah SAW ditinggalkan untuk kita amalkan.
Namun, dalam kesempatan ini kita mencoba untuk mengajak saudara seiman agar
mengamalkan suatu hal yang begitu mudah untuk dilaksanakan dalam kehidupan
sehari-hari, yaitu dzikir.
Dzikir merupakan salah satu perkara yang senantiasa dikerjakan oleh
Rasulullah SAW, Ibnu Qayyim berkata, “Rasulullah SAW senantiasa berdzikir
kepada ALLAH SWT. Nafasnya adalah dzikir, ucapannya adalah dzikir, dan
perbuatannya adalah dzikir”. Jadi, Rasulullah SAW berdzikir kepada Allah setiap
hari siang dan malam, hatinya selalu berhubungan dengan Allah walaupun pada
saat yang bersamaan beliau sedang bersama orang lain.
Dalam Shahih Bukhari diriwayatkan
bahwa Rasulullah SAW bersabda,
مثل الذي يذكر ربه والذي لا يذكره مثل الحي والميت
“Perumpamaan orang-orang yang berdzikir
kepada Tuhannya dan orang yang tidak mau berdzikir adalah seperti orang yang
hidup dan orang yang mati.” (HR.
Bukhari 6407)
Berarti orang-orang yang tidak mau
berdzikir kepada Allah adalah orang-orang mati. Walaupun mereka itu makan,
minum, beraktivitas, akan tetapi pada dasarnya mereka itu tidak mengetahui
apa-apa tentang hakikat kehidupan yang sebenarnya. Jadi, sangat layak kita
menyebutkan mereka itu adalah orang-orang mati.
Jenis dzikir yang disukai Rasulullah SAW.
Dalam shahih Muslim diriwayatkan bahwa
Rasulullah SAW bersabda,
لأن أقول : سبحان الله والحمد لله ولاإله إلا الله والله أكبر أحبّ
إليّ ممّا طلعت عليه الشّمس
“Sekiranya aku
membaca Subhanallah Walhamdulillah Wala ilaha illallah Wallahu Akbar lebih aku
senangi daripada (yang ada) sejak terbitnya matahari.” (HR. Muslim 2695)
Dalam Sunan Tirmidzi
juga disebutkan,
من قال سبحان الله العظيم وبحمده غرست له نخلة في الجنّة
“Barangsiapa mengucapkan Subhanallahil
‘azhim wa bi hamdihi, maka telah ditanamkan sebuah pohon kurma disurga.” (HR. Tirmidzi 3464, 3465)
Berdasarkan hadits
shahih, yang tersebut diatas merupakan dzikir yang sangat disukai Rasulullah
SAW dan beliau senantiasa mengamalkan dalam hidupnya.
Dalam buku “Jangan
Takut Hadapi Hidup (edisi revisi)” karya Dr. ‘Aidh Abdullah al-Qarny
disebutkan, sebagaimana dikatakan oleh Ibnul Qayyim salah satu manfaat terbesar
dari berdzikir adalah untuk menghilangkan kemunafikan. Hal ini disebabkan
keengganan orang munafik untuk berdzikir kepada Allah. Jadi, salah satu cara
jika kamu ingin mengetahui apakah kamu termasuk orang mukmin atau orang
munafik, maka tanyakanlah kepada dirimu sendiri, “Apakah aku senantiasa
berdzikir kepada Allah? Apakah aku hanya berdzikir kepada Allah ketika bersama
oranglain saja? Sudah maksimalkah aku berdzikir kepada Allah?”.
Jika kamu
melakukannya, maka bergembiralah karena kamu termasuk orang beriman. Tapi jika
tidak, menangislah dan mohonlah kepada Allah jika kamu ingin sampai ketempat
dimana seharusnya kamu berada didalamnya, yaitu Surga.
Komentar