Wisuda
merupakan moment bersejarah bagi mahasiswa bahkan pelajar sekalipun, tak
terkecuali bagi para punggawa-punggawa Indonesia yang menuntut ilmu di Tripoli,
Libya. Lembaga pendidikan bernama International Islamic Call College (IICC)
atau Kulliyah Dakwah Islamiyah Al A’lamiyah yang didirikan sejak tahun
1974 ini merupakan tempat para mahasiswa Indonesia dan mahasiswa asing lainnya
belajar ilmu agama Islam serta bahasa Arab. Lembaga ini didirikan secara khusus
untuk mendidik para calon dai dari berbagai belahan dunia agar bisa menyebarkan
agama Islam yang rahmatan lil A’lamin.
Di
tengah berbagai kemelut yang terjadi di Libya sejak 2011 lalu tak menjadikan
penghalang bagi lembaga ini untuk tetap eksis menjalankan misinya dalam rangka
menyebarkan agama Islam yang moderat. Hal ini dibenarkan oleh Rektor IICC Dr.
Solah Salim dalam sambutannya ketika acara wisuda angakatan 40 , selasa 24
-10-2017. beliau menceritakan perjalanannya ke Paris sekitar sebulan yang lalu
untuk menghadiri sebuah pertemuan tentang isu ke Islaman dan ketika itu ada
orang yang bertanya : “apakah di Libya ada orang yang belajar, dan bagaimana
proses belajar bisa berlangsung, serta adakah mahasiswa yang belajar disana ?
dengan semangat membara beliau menegaskan bahwa :” kami sampai detik ini masih
berkhidmat untuk menjalankan tugas ini dan Alhamdulillah sampai saat ada
sekitar 3000 mahasiswa dan mahasiswi
dari berbagai Negara yang belajar di bawah naungan lembaga baik itu yang
terdapat di pusat (Tripoli) maupun di berbagai cabang seperti Benin, Chad,
Senegal, Libanon dan Inggris “. Hal ini sontak saja membuat si penanya terkejut
dan terharu seketika itu dan tak luput pula rasa bangga ini menyelimuti para
hadirin yang mendengar cerita sang rektor dengan standing applause yang
meriah serta diselingi gema takbir.
Acara
wisuda kali ini dihadiri oleh para staf yayasan, para dosen, tamu undangan dari
berbagai kedutaan termasuk perwakilan dari Kedutaan RI di Libya serta mahasiswa
IICC. Acara berlangsung lancar dan khidmat. Para wisudawan terlihat sangat
khusyu’ mendengarkan wejangan dan nasihat yang disampaikan Rektor sebagai bekal
terakhir untuk para mahasiswa yang nantinya akan kembali ke Negara
masing-masing. Kemudian acara dilanjutkan dengan pembagian Syahadah/Ijasah
kepada masing-masing wisudawan serta pemberian berbagai penghargaan untuk para
karyawan terbaik serta para juara kelas dari berbagai jurusan yang ada. Selain
itu ada kebanggaan tersendiri bagi Kesatuan Keluarga Mahasiswa Indonesia (KKMI)
Libya yang berhasil menyabet penghargaan sebagai organisasi atau perhimpunan
kenegaraan yang paling aktif, kreatif dan inovatif di lingkungan kampus IICC.
Alvan Satria Siddiq selaku Presiden KKMI mengatakan :” kami merasa senang atas
pencapaian ini dan tentunya sangat berterima kasih kepada kawan-kawan KKMI atas
kerjasamanya serta pihak KBRI yang tak luput memberikan bantuan dan
sokongannya”.
Untuk
tahun ini mahasiswa Indonesia yang lulus berjumlah 5 orang namun yang berkesempatan
diwisuda berjumlah tiga orang dari berbagai jurusan yaitu : Agus Mujib (Bahasa dan Sastra Arab), Hafidz Mustofa
(Bahasa dan Sastra Arab), Arif Damanhuri (Syariah).
Dua orang lainnya Gusri dan Aziz Abdul Gofar langsung menuju tanah air
tercinta setelah melaksanakan tugas sebagai Tenaga Musim Haji (TEMUSH) di Arab
Saudi. Luapan rasa Syukur dan bahagia tentunya dirasakan oleh para wisudawan,
tak terkecuali bagi Agus mujib salah satu mahasiswa Indonesia yang berasal dari
Cirebon, Jawa barat . ia menuturkan : “ pencapaian ini saya apresiasikan untuk
orang tua saya yang selalu mendoakan dan memberi dukungan penuh selama proses
belajar berlangsung walaupun jarak yang
jauh membentang dan juga kepada kawan-kawan yang telah menemani saya dalam suka
maupun duka agar kita sama-sama mampu bertahan melewati proses belajar yang
tidak mudah untuk dilewati namun akhrinya kita mampu berjalan sampai akhir.
Selain itu, yang terpenting adalah mudah-mudahan keadaan Libya berangsur normal
sehingga mempermudah akses untuk mendapatkan kesempatan belajar di kampus IICC
dan universitas lainnya di Libya, aamiin.”
Agus Mujib, mahasiswa S1 jurusan bahasa dan Sastra Arab International Islamic Call
College Tripoli, Libya.
Komentar