Inilah yang
harus dipersiapkan Calon Mahasiswa Baru IICC sebelum berangkat ke Libya
Sempat beberapa kali terlontar pertanyaan-pertanyaan lucu
kepadaku. Seperti orang yang sedang kebingungan. Misalnya:
“Kak! Apa saja yang harus dibawa ke Libya?”
“Bang! di Libya sholatnya harus pakai jubah ya? Kalau
bawa sarung, di sana kepake ngga?”
“Perlu bawa kamus ngga?”
“Di Libya ada nasi ngga, Mas? Perlu bawa beras ngga?
“Apa yang harus kami persiapkan untuk perjalanan di
pesawat?
Begitulah ...! Sebenarnya wajar sih kalau bertanya seperti
itu. Aku pun, dulu sempat agak bingung juga. Waktu itu aku datang berenam pada
penghujung musim dingin. Sedangkan kata seorang senior, kalau musim dingin tak
cukup hanya memakai satu jaket saja. Apalagi jaket dari Indonesia harus dobel
dua. Kalau tidak, Sang Dingin bisa menembus tulang-tulang.
“Memangnya ada salju, Kak?
“Tidak ada sih ... karena salju itu turun ketika suhu
mencapai 3˚C, sedangkan di Tripoli, puncaknya dingin hanya 6˚C.”
“Wah, dingin juga ya? Di puncak
Gunung Lawu yang aku rasa super dingin aja hanya 13˚.”
Aku pun mencari jaket yang tebal dan
keren, tentu saja harganya mahal. Wal hasil, ketika sampai di Libya,
ternyata di sana banyak jaket. Kalau mau pinjam kakak kelas, rata-rata minimal
mereka punya lima jaket. Subhanallah ... aku tanya, “Kenapa banyak sekali jaket
kakak? Itu semua beli?”
Nah, tahu begitu. Mendingan aku bawa
jaket satu saja dari Indonesia, toh kalau masih kedinginan bisa pinjam kakak
kelas dulu sementara. Kemudian suatu saat beli sendiri ke pasar, dan ternyata
lebih murah dari pada di Indonesia. Udah begitu keren-keren lagi. Tapi sayangnya
di akhir nanti biasanya ditinggal di Libya. Soalnya, pengalaman para senior,
biasanya bagasi dan kabin kita akan penuh terisi buku. Untuk bawa oleh-oleh
saja susah, apalagi mau bawa pakaian. Maklum tidak ada jasa pengiriman dari
Libya ke Indonesia.
Okey guys ...! Now let’s
to the point. Inilah sesuatu yang perlu dibawa calon Mahasiswa Baru Kuliyah Dakwah
Islamiyah Tripoli Libya:
- Dolar Amerika
Saat ini, Anda cukup membawa minimal
250 dolar. 50 untuk perjalanan di pesawat (tidak termasuk tiket), dan 200 dolar
insyaallah cukup untuk setahun ke depan (untuk laki-laki, kalau
perempuan bisa ditambah sedikit). Kalau bisa lebih banyak lebih baik, asal
tidak memberatkan.
Untuk kehidupan di sini, sebenarnya
sudah ditanggung oleh pihak kampus. Semestinya jika ada mahasiswa baru datang,
ia langsung mendapat mukafaah qudum (uang tunjangan kedatangan) sebanyak
15 dinar. Lalu mukafaah syahriyah (tunjangan bulanan) 75 dinar. Tapi, karena
kondisi ekonomi Libya kurang stabil, terkadang uang itu tidak bisa langsung diambil.
Harus menunggu tiga atau bisa jadi lima bulan baru dapat.
Waktu pertama kali kami datang ke
Tripoli tiga tahun yang lalu, kondisi ekonomi masih stabil. Kami langsung bisa
mengambil mukafaah. Dan waktu itu kurang lebih100 Dolar Amerika sama
dengan 225 Dinar Libya. Jadi, mukafaah bulanan kami, 75 dinar sama dengan sekitar 33 dolar, atau 445.500
rupiah.
Sekarang November 2017. 100 dolar
sama dengan 910 dinar. Dan mukafaah syahriyah masih tetap 75 dinar.
Berapa rupiah kira-kira uang bulanan yang kita dapat sekarang?
- Berkas atau surat-surat penting
Paspor, KTP, terjemah SKCK, Ijazah
asli dan terjemahnya, Surat Kesehatan, Surat Tazkiyah (Rekomendasi),
Terjemah Akta Kelahiran.
- Pakaian secukupnya
Siapkan seragam sekolah bebas (baju
terserah, celana, dan sepatu). Pakaian sholat yang penting sopan dan rapi.
Jaket tebal minimal satu, jika kamu datang pada musim dingin. Kaos, dll.
Terakhir, bawalah pewangi seperti Kispray atau Rapika.
Jangan bayangkan seperti di Arab
Saudi, semua orang pakai jubah atau gamis. Di sini, khususnya di dalam kampus
jarang ada orang pribumi. Bisa dibilang 80% semua orang Non Libya, setiap orang
sudah biasa memakai pakaian adat dari negara masing-masing. Ada yang bajunya
seperti parasit, ada yang setebal karpet. Ada yang bagus dan keren, ada juga
yang lucu. Tapi, itu semua sudah biasa. Tidak ada yang menertawai atau berkomentar
aneh-aneh, kecuali orang Indonesia yang suka berkomentar.
Jadi,tak perlu bingung. Mau pakai
jubah bisa, baju koko bagus, batik juga okey, pakay jas pun keren, pakai sarung
juga boleh, asalkan bukan waktu belajar di kelas.
- Baju Batik
Kenapa saya tulis ‘batik’ terpisah
dengan pakaian di atas? Batik merupakan pakaian wajib Mahasiswa Indonesia. Ia
merupakan ciri khas bangsa kita.
Biasa dipakai untuk seragam
acara-acara besar KKMI. Kalau tidak punya batik, nanti ribet harus cari
pinjaman.
- Mukena
Di Libya tidak ada yang jual mukena.
- Laptop, HP
Kalau punya laptop, silahkan dibawa.
Kalau tidak punya tidak perlu susah membeli. Kita belajar pakai buku.
- Buku Bacaan
Semakin banyak orang membaca bukumu,
maka pahala akan selalu mengalir. Maka alangkah baiknya jika kamu membawa buku
terbaik untuk diinfakkan ke Perpustakaan KKMI.
Bagus juga membawa buku bacaan
pribadi, supaya wawasan lebih luas. Tapi yang perlu diingat, suatu hari kamu
bakal punya buku lebih banyak lagi. Tentunya akan kesulitan untuk membawanya
pulang ke Indonesia.
Jika ada buku-buku yang berbentuk
E-book atau PDF, bawalah sebanyak-banyaknya.
- Alat tulis
Bisa dibeli di Libya. Tapi kualitas
alat-alat tulis di Indonesia lebih bagus.
- Alat MCK
Deterjen, Sabun, Sampo, Sikat gigi,
dan lain sebagainya dipakai untuk sementara waktu. Lbih baik lagi bawa sikat
gigi minimal tiga. Karena sikat gigi dari Indonesia lebih nyaman dipakai.
- Bumbu masakan Indonesia
Mahasiswa Baru, biasanya mereka
harus adaptasi dulu dengan masakan yang disediakan oleh pihak kampus.
Kalau di Arab Saudi atau Mesir,
mungkin tak perlu membawa bumbu-bumbu masakan Indonesia. Di toko-toko pasti
mudah di dapat. Karena memang WNI di sana banyak.
Semenjak Presiden Muammar Kadafi
tumbang, WNI di Libya sangatlah sedikit. Kami pun Mahaiswa hanya berjumlah 21
orang. Sebab itulah mencari barang-barang yang berbau Indonesia sangatlah
langka.
- Obat-obatan
Pendidikan kedokteran di Indonesia
lebih maju dibanding di Libya. Bahkan orang-orang Libya banyak yang ke
Indonesia untuk belajar ilmu kedokteran, atau farmasi.
Banyak obat-obatan yang banyak
dijumpai di Indonesia namun sulit dicari di Libya. Contohnya, obat penyakit
caplak. Ada teman kami dari Turki yang terkena penyakit itu hampir sebulan
lebih belum sembuh, malah caplaknya semakin banyak yang tumbuh. Padahal di
Indonesia, itu penyakit yang sederhana. Tinggal dioles, beberapa hari kemudian
caplaknya lepas sendiri.
Jadi, sediakan obat-obatan ringan yang
sering dialami kebanyakan orang. Seperti obat sakit kepala, masuk angin, batuk,
pilek, mencret, dll. Bawa juga habbatus sauda, balsem, dan minyak kayu putih.
Terakhir, bawalah pelembab kulit, karena ketika musim dingin datang menyapa,
kulit akan kering dan pecah-pecah.
- Oleh-oleh
- Sepatu Bola
Kamu hobi main bola? Di sini ada
lapangan futsal gratis 24 jam.
Penulis: Abid
(Dept. Jurnalistik)
Komentar