ARTIKEL KEMERDEKAAN KISAH PARA RAJA LIMA PULAU INDONESIA
KISAH PARA RAJA LIMA PULAU INDONESIA
Hilda Rahmatul Jannah
Tripoli, 14 Agustus 2023
Kemerdekaan Indonesia adalah salah satu momen bersejarah yang penuh dengan perjuangan
dan pengorbanan dari para pahlawan bangsa. Pada tanggal 17 Agustus 1945, proklamasi
kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta di Jakarta. Namun,
perjuangan untuk mencapai kemerdekaan sebenarnya telah berlangsung selama beberapa dekade
sebelumnya.
Awalnya, Indonesia merupakan jajahan dari Belanda selama berabad-abad. Perlawanan
terhadap penjajahan Belanda dimulai sejak awal abad ke-20, dengan berbagai gerakan perlawanan
dan organisasi nasionalis yang dibentuk untuk memperjuangkan hak dan kemerdekaan bangsa
Indonesia.
Selama periode perang dunia kedua, Jepang menduduki Indonesia dan menggantikan kekuasaan
Belanda. Meskipun demikian, semangat perjuangan kemerdekaan tidak pernah padam. Setelah
Jepang menyerah pada akhir perang, Soekarno dan Hatta memanfaatkan kesempatan ini untuk
memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Namun, Belanda tidak setuju dengan proklamasi ini dan berusaha untuk mengembalikan
kekuasaannya di Indonesia. Hal ini memicu perang kemerdekaan yang berlangsung selama empat
tahun, dari tahun 1945 hingga 1949. Perjuangan sengit terjadi di berbagai daerah, dengan para
pahlawan seperti Sudirman, Kartini, dan Cut Nyak Dien memimpin pasukan perlawanan.
Akhirnya, melalui mediasi PBB, Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia pada tahun 1949,
dan Indonesia resmi meraih kedaulatannya. Proklamasi kemerdekaan menjadi tonggak penting
dalam sejarah bangsa, yang menandai akhir dari penjajahan dan awal dari pembangunan negara
yang merdeka dan merata.
Kemerdekaan Indonesia adalah cerita inspiratif tentang tekad dan semangat bangsa yang
mampu mengatasi segala rintangan untuk mencapai cita-cita merdeka. Semangat perjuangan ini
tetap menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk terus membangun dan menjaga
persatuan serta kemajuan negara.
Kami merangkum lima kisah unik nan legendaris dari para raja kelima pulau besar Indonesia;
sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
1.Kisah Sisingamangaraja XII: Pejuang Batak Melawan Penjajahan
Di pedalaman Sumatra Utara, terdapat kisah unik tentang Sisingamangaraja XII, seorang pejuang
Batak yang melawan penjajahan Belanda pada awal abad ke-20. Ia diyakini sebagai pahlawan yang
gigih dan memimpin perlawanan melawan penjajah dengan strategi unik dan cerdik.
Sisingamangaraja XII, juga dikenal sebagai Martua Sirigar, merupakan seorang raja Batak yang
memiliki pengaruh besar di wilayah Tapanuli. Pada saat Belanda mencoba memperluas
kekuasaannya, Sisingamangaraja XII memimpin perlawanan dengan mengandalkan pengetahuan
spiritual dan budaya leluhurnya.
Salah satu kisah yang jarang diketahui adalah tentang "Keris Taming Sari." Konon,
Sisingamangaraja XII memiliki keris pusaka yang dipercayai memiliki kekuatan magis. Ia percaya
bahwa keris ini dapat memberikan perlindungan kepada para pejuangnya dan membuat mereka tak
terkalahkan. Cerita tentang keris Taming Sari ini menjadi semacam simbol keberanian dan harapan
bagi para pejuang Batak.
Sisingamangaraja XII juga dikenal karena strategi perang yang unik. Ia sering menggunakan
taktik gerilya dan penyerangan mendadak terhadap pasukan Belanda. Namun, yang membuatnya
semakin unik adalah penggunaan teknik "siluman" yang membuat pasukannya tampak lebih besar
dan menakutkan daripada sebenarnya. Sisingamangaraja XII dan pasukannya menggunakan tiruan
peralatan perang, seperti topi jerami, untuk menciptakan ilusi pasukan yang lebih besar.
Meskipun akhirnya pasukan Belanda berhasil menangkap dan membunuh Sisingamangaraja XII
pada tahun 1907, warisan perjuangannya tetap hidup dan mengilhami semangat perlawanan
melawan penjajahan. Cerita tentang Sisingamangaraja XII dan strategi perangnya yang unik menjadi
salah satu cerita menarik tentang perjuangan melawan penjajah sebelum kemerdekaan Indonesia.
2.Kisah Hamengku Buwono IX : Sang Patriot Tanah Jawa
Raja Hamengkubuwono IX, yang dikenal dengan sebutan "Sri Sultan Hamengkubuwono IX,"
adalah seorang tokoh penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Ia adalah
penguasa kesultanan Yogyakarta pada saat itu dan berperan aktif dalam peristiwa-peristiwa penting
selama periode revolusi kemerdekaan.
Pada awal pendudukan Jepang di Indonesia selama Perang Dunia II, Sultan Hamengkubuwono IX
merasa perlu berhubungan dengan pihak Jepang untuk menjaga kestabilan wilayahnya. Namun,
ketika Jepang menyerah pada akhir perang, Sultan Hamengkubuwono IX mendukung perjuangan
kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan oleh Soekarno dan Hatta pada 17 Agustus 1945.
Sultan Hamengkubuwono IX adalah salah satu anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang berperan dalam menyusun dasar negara dan konstitusi. Ia
juga menjadi salah satu pemimpin yang mendukung pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS)
pada tahun 1949.
Namun, ketika RIS mengalami ketidakstabilan politik dan terjadi perpecahan di antara
komponen-komponennya, Sultan Hamengkubuwono IX berperan penting dalam memfasilitasi
pembentukan negara kesatuan Republik Indonesia pada tahun 1950. Ia secara resmi bergabung
dengan Republik Indonesia dan mendukung upaya untuk mengatasi konflik-konflik internal dalam
rangka memperkuat persatuan negara.
Selama peristiwa Agresi Militer Belanda II pada tahun 1948-1949, Sultan Hamengkubuwono IX
juga berperan dalam membantu perjuangan militer dan diplomasi. Ia menunjukkan dukungan moral
dan materi kepada pasukan TNI (Tentara Nasional Indonesia) yang berjuang melawan pasukan
Belanda.
Keterlibatan Sultan Hamengkubuwono IX dalam perjuangan kemerdekaan dan upaya untuk
memperkuat persatuan negara menjadikannya tokoh yang sangat dihormati dalam sejarah
Indonesia. Ia dikenal sebagai salah satu pemimpin yang berusaha menjaga hubungan harmonis
antara pemerintahan pusat dan daerah, serta berkontribusi dalam mengokohkan fondasi negara
Indonesia yang merdeka.
3.Kisah Sultan Hamid II : Pembaharu Bumi Borneo
Sultan Hamid II memproklamirkan kemerdekaan Indonesia di wilayah Kalimantan Barat
beberapa hari setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus.
Sultan Hamid II menjadi salah satu pemimpin lokal yang mendukung perjuangan kemerdekaan
Indonesia dengan membentuk Pemerintahan Indonesia Kalimantan (PIK). Ia juga aktif menggalang
dukungan dari suku-suku Dayak dan etnis lainnya di Kalimantan Barat untuk berjuang bersama
dalam merebut kemerdekaan.
Salah satu kisah unik tentang Sultan Hamid II dari Pontianak adalah ketika ia melarang
penggunaan topi lebar dan rambut panjang di wilayahnya pada awal abad ke-20. Pada masa itu, topi
lebar dan rambut panjang adalah gaya berpakaian yang umum di kalangan bangsawan dan rakyat
jelata di Kalimantan.
Sultan Hamid II dikenal sebagai sosok yang modern dan progresif. Ia berusaha mengubah tata
cara berpakaian dan penampilan masyarakat Pontianak agar lebih sesuai dengan perkembangan
zaman. Ia percaya bahwa berpakaian rapi dan tertib dapat mencerminkan peradaban yang lebih
maju.
Dengan keputusannya ini, Sultan Hamid II menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakatnya.
Beberapa orang mungkin tidak setuju dengan perubahan ini, namun langkahnya ini juga
menunjukkan bahwa ia memiliki pandangan yang maju dan berusaha untuk memodernisasi
wilayahnya.
Kisah ini menggambarkan bagaimana Sultan Hamid II memiliki visi yang unik dalam memimpin
wilayahnya, bahkan dalam hal-hal sepele seperti gaya berpakaian, yang pada akhirnya dapat
mencerminkan semangat modernisasi dan perubahan yang ia bawa ke Kalimantan.
Sultan Hamid II juga dikenang oleh tinta emas sejarah indonesia sebagai perancang lambang
negara Indonesia, sang Garuda, sebelum disempurnakan oleh Soekarno.
4.Kisah Sultan Hassanuddin : Ayam Jantan Dari Timur
Sultan Hasanuddin dari Kerajaan Gowa-Tallo di Sulawesi Selatan adalah salah satu tokoh yang
memiliki kisah unik dalam sejarah Indonesia. Ia dikenal sebagai seorang pemimpin yang kuat dan
gigih dalam mempertahankan wilayahnya dari penjajahan Belanda. Salah satu kisah menarik yang
terkait dengan Sultan Hasanuddin adalah peristiwa “Pabbajja Massacre”.
Pada tahun 1666, Belanda yang ingin menguasai wilayah Sulawesi Selatan, melakukan serangan
besar-besaran terhadap Kerajaan Gowa. Dalam upaya mempertahankan wilayahnya, Sultan
Hasanuddin memerintahkan pembangunan benteng-benteng pertahanan dan melakukan taktik
perang gerilya yang canggih.
Namun, kisah uniknya terjadi selama perang tersebut ketika pasukan Belanda berhasil
mengepung benteng Sultan Hasanuddin di Pabbajja. Dalam situasi yang sulit, Sultan Hasanuddin dan
pasukannya memutuskan untuk menggunakan strategi mengecoh dengan memakai topi bunga dan
menyerang pasukan Belanda dari belakang. Serangan ini mengakibatkan banyak korban di pihak
Belanda dan memaksa mereka untuk mundur.
Kisah “Pabbajja Massacre” ini menunjukkan kecerdikan dan keberanian Sultan Hasanuddin
dalam menghadapi musuh. Ia berhasil mengubah situasi yang tampak tidak menguntungkan menjadi
kemenangan yang mengesankan. Kisah ini juga menggambarkan betapa pentingnya taktik,
kreativitas, dan semangat perjuangan dalam menghadapi tantangan besar.
Sultan Hasanuddin tetap dikenang sebagai pahlawan yang berjuang untuk mempertahankan
tanah airnya dari penjajahan dan meninggalkan warisan keberanian serta kepemimpinan yang
menginspirasi.
5.Kisah Frans Kaisiepo : Raja Papua Tanpa Mahkota
Salah satu kisah unik yang berkaitan dengan kemerdekaan Indonesia dari wilayah Papua adalah
peran Frans Kaisiepo, seorang tokoh dari Papua yang berkontribusi dalam memperjuangkan integrasi
Papua ke dalam Republik Indonesia.
Frans Kaisiepo lahir pada tahun 1921 di Manokwari, Papua Barat. Ia tumbuh di bawah
penjajahan Belanda dan merasakan sendiri ketidakadilan yang terjadi di daerahnya. Ia menjadi
terlibat dalam pergerakan kemerdekaan Papua yang menginginkan wilayahnya bergabung dengan
Indonesia.
Pada tahun 1961, Frans Kaisiepo memproklamirkan dirinya sebagai Presiden Republik Papua
Barat sementara dan mengibarkan bendera Bintang Kejora, yang menjadi simbol pergerakan
kemerdekaan Papua. Namun, pada tahun 1963, wilayah Papua Barat secara de facto menjadi bagian
dari Indonesia setelah proses penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada Indonesia melalui
Konferensi New York dan dilanjutkan dengan proses Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat).
Frans Kaisiepo kemudian mendukung integrasi Papua ke dalam Indonesia dan berjuang untuk
membangun hubungan yang kuat antara Papua dan pemerintahan pusat di Jakarta. Ia menjadi tokoh
yang berperan penting dalam menjembatani pemahaman dan mendukung pembangunan di Papua.
Kisah Frans Kaisiepo menunjukkan betapa kompleksnya dinamika politik dan sosial di wilayah
Papua, serta pentingnya peran individu dalam mengatasi tantangan dan memperjuangkan
kemerdekaan serta pembangunan daerah.
Demikian lima kisah unik lima raja sekaligus pahlawan kemerdekaan Indonesia, besar harapan
sebagai generasi muda untuk bisa mengikuti dan meneladani semangat perjuangan mereka. Setiap
langkah mereka tercatat dalam tinta emas sejarah indonesia yang senantiasa diingat oleh putra putri
bangsa.
MERDEKAA!
Komentar