Langsung ke konten utama

ARTIKEL KEMERDEKAAN Sudahkah Indonesia benar-benar merdeka?

 Sudahkah Indonesia benar-benar merdeka?

Oleh : Bijak Ramadhan

Sebagai masyarakat Indonesia kita sudah sama-sama mengetahui bahwa

Indonesia sudah menjadi negara yang merdeka dan itu telah disahkan, baik secara

de Jure atau de facto. Kemerdekaan Indonesia diawali dengan proklamasi yang

dibacakan oleh Ir.Soekarno pada 17 Agustus 1945, yang saat itu ia didesak oleh

para pemuda Indonesia untuk segera memproklamasikan kemerdekaan saat itu

juga, maka berkat keberhasilan itu, terbayar sudah perjuangan para pahlawan.

Usaha,pikiran, harta, keringat, darah bahkan nyawa telah banyak dikorbankan

agar Indonesia mencapai mencapai titik ini, yakni kemerdekaan hakiki.

Namun nyatanya, meskipun kemerdekaan Indonesia sudah berlangsung sangat

lama yang sekarang terhitung 78 tahun, masih banyak terjadi perdebatan baik dari

kalangan aktifis sampai para ahli yang justru mempertanyakan status

kemerdekaan Indonesia, perdebatan tersebut bermula pada sebuah pertanyaan

yang dimaksudkan untuk mengkritik secara tajam baik kepada pemerintah

Indonesia atau kepada kita selaku anak bangsa, yaitu “ Apakah Indonesia sudah

benar-benar merdeka?” Dari sinilah perdebatan itu dimulai.

Maka pada kesempatan kali ini, kami selaku penulis ingin mengupas topik ini lebih

dalam, dengan sudut pandang yg objektif serta menghadirkan fakta yang ada,

harapannya dapat memberikan Insight juga pemahaman yang tepat mengenai hal

ini, dan sebelum kita berlanjut ke pembahasan yang lebih dalam maka terlebih

dahulu kita harus mencari tahu apa sih arti merdeka sebenarnya.

Pengertian merdeka

Merdeka secara bahasa, berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (KBBI)

berarti “bebas”. Bebas yang dimaksud adalah berdiri sendiri, tidak terkena atau

lepas dari tuntutan, tidak terikat, dan tidak bergantung kepada pihak tertentu.

Sedangkan secara istilah, kata merdeka itu berasal dari bahasa sansakerta yaitu

“Maharddhieka” yg berarti kaya, sejahtera, kuat.

Dikutip dari karya ilmiah berjudul Kemerdekaan yang Sesungguhnya milik Al Fitri,

arti merdeka bagi bangsa Indonesia dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 merupakan puncak

perjuangan bangsa Indonesia. Jadi, serangkaian perjuangan menentang

kaum penjajah akhirnya mencapai puncaknya, yakni kemerdekaan.

2. Arti merdeka bagi bangsa Indonesia yaitu mendapatkan kebebasan. Bebas

dari segala bentuk penindasan dan penguasaan bangsa asing. Juga bebas

menentukan nasib sendiri, artinya Indonesia merupakan bangsa yang

berdaulat, bangsa yang harus memiliki tanggung jawab sendiri dalam hidup

berbangsa dan bernegara.

3. Merdeka adalah jembatan emas atau merupakan pintu gerbang menuju

masyarakat yang adil dan makmur. Jadi, meraih kemerdekaan itu bukan

berarti perjuangan bangsa sudah selesai. Justru hal ini menjadi tantangan

baru untuk mempertahankan dan mengisinya dengan hal-hal positif

Nah, setelah kita mengetahui pengertian dari merdeka baik secara etimologi atau

terminologi, maka bisa kita simpulkan bahwasanya Indonesia itu memang benar

sudah merdeka, yang berarti berdiri sendiri, tidak terikat atau bergantung kepada

apapun secara administrasi negara, atau dari sisi pandang sebuah negara yg

berkedaulatan, akan tetapi disisi lain, kami juga tidak dapat menyalahkan seratus

persen kepada pihak yang berargumen bahwasanya Indonesia belomlah merdeka

secara hakiki, karna memang jika kita lihat lagi keadaan disekitaran kita dan

memperhatikannya dengan seksama, tentu kita akan menyadari bahwa apa yang

dikatakan kalau Indonesia belomlah merdeka secara sempurna itu sangat benar

adanya.

Maka pada kesempatan kali ini penulis akan menghadirkan beberapa fakta

berdasarkan data yang terpercaya serta akurat dengan harapan hal ini dapat

membantu pembaca untuk memahami akar permasalahan yg sering dibahas oleh

beberapa pihak, dan dengan memahami akar permasalahan tersebut harapanya

hati kita dapat tergerak untuk berusaha bersama-sama membenahinya agar

tercapai kemerdekaan yang hakiki.

1. Belom mandiri dari sektor ekonomi.

Kami menempatkan sektor ekonomi diurutan pertama bukanlah tanpa alasan,

melainkan ini adalah berdasarkan pemahaman yg matang dan jelas bahwasanya

penyokong kekuatan terbesar sebuah negara -selain manusianya- adalah

ekonominya. Kalau perekonomian sebuah bangsa sudah kuat maka bangsa

tersebut bisa dibilang kuat, dan yang dimaksud kuat disini -salah satunya- adalah

tidak bergantung kepada pihak lain dalam dalam memenuhi kebutuhan pokoknya

dan dapat menjalankan kegiatan ekonominya secara mandiri.

Dan dalam hal ini Indonesia belumlah bisa disebut negara yg merdeka -dibaca-

(kuat) dalam beberapa kasus, beberapa diantaranya adalah 

• Tambang emas yg masih dikelola asing

Sudah menjadi pembicaraan turun temurun dari generasi ke generasi, tentang

tambang emas terbesar didunia yaitu tambang grasberg yg ada di Indonesia

tepatnya di Papua yg justru keuntungannya tidaklah dinikmati oleh masyarakat

Indonesia. Dilihat dari sejarahnya, PT. Freeport-Mcmorran asal Amerika ini

(dikutip dari beberapa sumber) sudah beroperasi sejak lengsernya Presiden

Soekarno atau lebih tepatnya pada tahun 1967 dan masih beroperasi sampai

sekarang, dilansir dari CNBC Indonesia tambang ini bisa menghasilkan 238 kg

sampai 240 kg emas perharinya, maka tidak dapat dibayangkan berapa kekayaan

yg sudah dihasilkan oleh bumi Indonesia ini, akan tetapi sangat disayangkan

dengan kekayaan alam Indonesia yg sangat melimpah, justru kita sebagai tuan

rumah hanya mendapatkan sedikit dari penghasilan yg didapatkan oleh

Perusahaan asal Amerika ini, yang mana berdasarkan beberapa sumber mencatat

PT. Freeport-McMorran ini memegang saham sebesar 81,28%, sedangkan

Pemerintah Indonesia hanya memegang 9,36% dan sisa 9,36% lagi dipegang oleh

PT.Freeport Indonesia. Sudah banyak kritikan pedas yg ditujukan kepada para

pemimpin Indonesia tentang hal ini bahkan dari era presiden Bj Habibie mengenai

eksploitasi yg dilakukan oleh PT. Freeport ini, namun pemerintah Indonesia masih

belom bisa berbuat banyak tentang hal ini.

Untung saja pada tahun 2018 silam, dibawah pemerintahan presiden Jokowi

Indonesia berhasil menambah kepemilikan saham atas pertambangan raksasa yg

ada di tanah papua tersebut sebesar 51,23% atas nama PT. Inalum yg dimiliki oleh

pemerintah Indonesia.

• Import bahan pokok dari luar negri dalam jumlah besar

Bicara soal kekayaan alam Indonesia yang begitu melimpah, serta tanah Indonesia

yg sangat subur telah menjadi kelebihan Indonesia dari negara-negara lain, maka

gak heran kalau kita mendengar dalam sebuah syair lagu yg berbunyi “Orang

bilang tanah kita tanah syurga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman” tentu hal ini

bukan hanya isapan jempol belaka, mengingat betapa suburnya tanah Indonesia.

Namun faktanya, dengan segala previllage yg dimiliki oleh bangsa indonesia ini,

sayangnya kita masih belom bisa memanfaatkan kekayaan alam yg kita miliki

dengan semaksimal mungkin, yg mengharuskan Indonesia mengimpor barangbarang kebutuhan dari luar negeri, baik itu berupa barang mentah ataupun barang

jadi, diantaranya seperti alumunium, pipa, besi, baja, ini untuk sektor

pembangunan. Adapun untuk sektor pangan Indonesia juga masih mengimpor

buah-buahan, sayuran, jagung, dan masih banyak lagi, lebih mirisnya lagi, 

meskipun indonesia dikenal dengan negara agraris (Negara yg menjadikan sektor

pertanian sebagai sumber daya utama) Indonesia masih tercatat sering

mengimport beras dalam jumlah yg terbilang “gila” dari negara-negara tetangga

untuk memenuhi kebutuhan beras yg katanya tidak tercukupi jika hanya

mengandalkan hasil panen dari para petani lokal.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa impor beras Indonesia masih

berlanjut di bulan Februari 2023. Impor beras pada bulan kedua tahun ini

mencapai 212,71 juta Kg. Impor tersebut datang dari 3 negara, yakni dari Thailand,

Vietnam, dan India.

Tidak cukup disitu, lagi-lagi kita dibuat geleng kepala oleh sebuah data yang

mencatat bahwasanya Indonesia juga masih mengimpor garam dari luar negeri.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, bahwa Indonesia selalu melakukan impor

garam dalam jumlah besar setiap tahunnya. Pada 2022, volume impor garam

Indonesia mencapai 2,75 juta ton dengan nilai US$124,4 juta.

Aneh memang saat membaca data yg fantastis ini, bagaimana bisa Indonesia yg

dikenal dengan sebutan negara maritim (negara sebagian besar wilayah indonesia

adalah lautan) tapi masih mengimport garam dari luar negri, meskipun pihak

pemerintah sudah memberikan berbagai alasan kenapa Indonesia masih

mengimport garam dengan jumlah yg sangat besar, tapi ini tetap saja tidak dapat

dijadikan pembelaan bahwasanya kita belom bisa bebas dari kebergantungan

kepada negara lain, karna jika diingat-ingat lagi makna merdeka adalah bebas, dan

mampu berdiri sendiri.

• Kesejahteraan yg belom merata

Bicara soal kemiskinan mungkin kita akan langsung terbayang kondisi saudarasaudara kita yang berada di daerah pelosok Indonesia yg ada didaerah timur dan

sekitarnya, namun jika kamu berfikir bahwa kemiskinan hanya ada di daerah

pelosok saja itu adalah kesalahan besar, karna pada faktanya kemiskinan ini

tersebar merata disetiap daerah, bahkan kita akan dapati perumahan kumuh di

sekitaran ibu kota Jakarta yg dipandang sebagai pusat pemerintahan Indonesia

dan 85% perputaran ekonomi terjadi disana. Ini terjadi bukan karna Indonesia

negara yg miskin, tapi ini terjadi karna kekayaan Indonesia yg belom merata ke

semua lapisan masyarakat.

Lembaga Keuangan Swiss, Credit Suisse mengeluarkan riset mengenai

ketimpangan kekayaan di berbagai negara. Indonesia masuk dalam 9 besar negara

dengan kekayaan tidak merata. Hanya satu persen saja orang terkaya di Indonesia

sudah bisa menguasai 49,3 persen kekayaan nasional. Konsentrasi kekayaan pada

1 persen terkaya di Indonesia terburuk keempat di dunia setelah Rusia (74,5 persen), India (58,4 persen), dan Thailand (58 persen). Selain itu, jika dinaikkan

menjadi 10 persen terkaya, penguasaannya mencapai 75,7 persen kekayaan

nasional. Ketimpangan yang terjadi di Indonesia bisa menjadi suatu masalah

serius, karna ini akan menyebabkan kesenjangan diantara masyarakat yg

menyebabkan terciptanya label “masyarakat atas dan masyarakat bawah” dan ini

juga menjadi salah satu bukti kalau Indonesia belom bisa disebut sebagai negara

yg merdeka, karna salah satu arti merdeka adalah kuat dan sejahtera.

• Hutang negara yg semakin menggunung

Tercatat bahwa hutang negara semenjak kepemimpinan presiden pertama sampai

sekarangnbukannya semakin berkurang justru malah semakin bertambah.

Dikutip dari beberapa sumber, hutang negara pada masa kepemimpinan presiden

Soekarno adalah sebesar Rp 32 triliun. Pada masa kepemimpinan presiden

Soeherto sebesar Rp 551,4 triliun. Pada masa kepemimpinan presiden BJ Habibie

mewarisi hutang sebesar Rp 938,8 triliun. Pada masa kepemimpinan presiden Gus

Dur mewarisi hutang sebesar Rp 1.271 triliun. Pada era kepemimpinan presiden

Megawati mewarisi hutang sebesar Rp 1.298 triliun. Era presiden Susilo Bambang

Yudhiyono mewarisi hutang negara sebesar Rp 2.608 triliun. Era presiden Jokowi

tercatat sebagai presiden dengan hutang negara yg membengkak, Kementerian

Keuangan RI mencatat, sampai akhir Desember 2020 total utang pemerintah

melonjak hingga mencapai angka Rp6.074,56 triliun sehingga rasio utang

pemerintah terhadap PDB sebesar 38,68 persen. Utang luar negeri Indonesia

paling banyak berasal dari Singapura yang mencapai USD 67,93 miliar, disusul

oleh Jepang sebesar USD 29,03 miliar dan Tiongkok USD 20,03 miliar. Selain ketiga

negara itu, Indonesia juga memiliki pinjaman dari Amerika, Australia, Austria,

Hongkong, Korea Selatan, Inggris, Swiss, dan berbagai negara lainnya.

2. Pendidikan Indonesia masih terbilang memprihatinkan

Hal ini kami katakan bukan tanpa alasan, namun ini berdasarkan fakta, dan adapun sebab mengapa indonesia masih terbilang rendah dari segi pendidikannya

akan kami rangkum dalam beberapa poin.

• Kurangnya perhatian kepada para guru

Pada tahun 1945 saat kota Jepang Hirosima Nagasaki hancur disebabkan oleh bom

atom yang dijatuhkan Amerika pada saat itu menjadikan Jepang kalah telak, kaisar

Jepang yang menyadari kekalahannya itu langsung memerintahkan kepada

seluruh aparat Jepang untuk mengumpulkan para- para guru yang masih tersisa dengan harapan bahwa para guru dapat mengembalikan semangat, membangun

mental serta mendidik anak-anak Jepang untuk dapat kembali bangkit dari

kekalahan dan alhasil kita lihat dizaman sekarang Jepang sudah menjadi negara yg

sangat maju, ini menandakan bahwa langkah yang diambil oleh kaisar Jepang saat

itu adalah langkah yang tepat.

Melihat hal ini seharusnya kita dapat berkaca dan meniru apa yg dilakukan oleh

Jepang, akan tetapi pada kenyataannya negara kita justru masih terbilang sangat

jauh dari apa yang dilakukan oleh Jepang, alih alih menghargai para guru dan para

pengajarnya, di Indonesia justru malah berlaku sebaliknya. Bagaimana tidak, dari

berita-berita yg tersebar masih banyak guru-guru di Indonesia yang masih

berstatus Honorer dengan gaji Rp 300.000 Perbulan, dan yg lebih mirisnya hal

tersebut berlangsung sampai berpuluh-puluh tahun ia berprofesi menjadi seorang

guru tanpa ada kenaikan jabatan atau gaji. Tidak habis disitu, kemarin kita

digegerkan oleh berita yg tersebar bahwasanya ada guru yg dilaporkan ke polisi

dikarenakan menjewer muridnya yg tidak tertib, wali siswa tersebut melaporkan

guru ini ke polisi,dan kejadian ini tidak hanya terjadi sekali, bahkan kejadian ini

berulang, menandakan kurangnya perhatian kita sebagai anak bangsa atas

pentingnya peran seorang guru, yg mana guru adalah sosok yg diharapkan dapat

mencerdaskan anak bangsa, guru yg diharapkan menjadi sosok pembawa api obor

semangat yg diturunkan dari generasi ke generasi, maka sudah seharusnya

diperlukan perlakuan khusus dan apresiasi perlu diberikan kepada para pahlawan

tanpa tanda jasa ini, jika mereka yg menjadi sumber ilmu saja tidak dihargai maka

bagaimana para murid bisa menghargai ilmu? dengan alasan inilah kami

mengatakan bahwasanya Indonesia masih jauh dari kata merdeka terlebih dari

sektor pendidikan, bahkan yg lebih mirisnya lagi, Indonesia dinobatkan sebagai

negara dengan pendidikan yg tertinggal 128 tahun dari negara maju, dikutip dari

Staf Khusus (Stafsus) Presiden RI, Adamas Belva Syah Devara.

• Tingkat literasi yg masih rendah

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Program for International Student

Assessment (PISA) yang di rilis Organization for Economic Co-operation and

Development (OECD) pada 2019, Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70

negara, atau merupakan 10 negara terbawah yang memiliki tingkat literasi rendah,

ditambah data dari UNESCO yg menyebut bahwa indeks minat baca masyarakat

Indonesia hanya 0,001 persen.

Maka gak perlu heran, kalau masyarakat Indonesia masih terbilang menyandang

pendidikan yg rendah, karna memang hal ini selaras dengan data yg menunjukkan

rendahnya tingkat membaca masyarakat Indonesia.

Kesimpulan

Setelah kami memaparkan begitu banyaknya data konkrit yang menunjukkan

bahwasanya Indonesia masih banyak kekurangan dari berbagai sektor, (kami

hanya menyebutkan dua sektor yakni sektor perekonomian dan sektor pendidikan

melihat karena dua sektor ini adalah sektor terpenting dalam pembangunan

sebuah negara) kami ingin kembali memfokuskan pembahsan ke tema yang telah

kami bawakan diawal yaitu “Apakah Indonesia sudah benar-benar merdeka?”

Maka jawabannya adalah “Ya, Indonesia sudahlah merdeka”, karena jika

mengatakan kalau Indonesia belum merdeka tentu ini sangat tidak menghargai

perjuangan, pengorbanan serta usaha yang telah dikeluarkan oleh para pahlawan

dalam memerdekakan Indonesia, maka sudah tidak lagi diragukan Indonesia jelasjelas sudah merdeka.

Tapi jika dilihat dari makna dan pengertian merdeka secara keseluruhan, kami

katakan dengan berani bahwa Indonesia masih belom merdeka atau belom

mencapai kemerdekaan yg hakiki karna jika kita tengok kembali pengertian

merdeka, kita akan dapati bahwa merdeka adalah dapat berdiri sendiri, tidak

bergantung pada siapapun, kuat, dan sejahtera. Dan bukan berlebihan jika

kemerdekaan yg sekarang kita rasakan sekarang disebut “kemerdekaan cumacuma” atau “kemerdekaan hadiah” karna kemerdekaan yg kita rasakan sekarang

adalah hasil dari kerja keras nenek moyang kita, adapun kita masih berpangku

tangan atas hasil jerih payah mereka.

Solusinya

Diakhir kata sampailah kita pada sebuah pertanyaan yaitu “Kalau Indonesia

masih belom mencapai kemerdekaan yg sesungguhnya, maka apakah yg

harus kita lakukan sebagai anak bangsa dalam mewujudkan kemerdekaan yg

hakiki?.” maka untuk menjawab itu kami merangkumnya menjadi beberapa poin

1. Tingkatkan kualitas SDM

Dalam menjalankan sebuah negara, seluruh aspek masyarakat harus berpartisipasi

dalam gerakan pembangunan, maka tidak hanya mengandalkan pemerintahnya saja,

namun masyarakat juga perlu di tingkatkan kualitasnya, tentu langkah awalnya adalah

dengan membekali masyarakat pengetahuan dalam mengelola kekayaan sekitar, dan

meningkatkan kualitas generasi muda adalah fokus yg paling utama. Berangkat dari

sini diharapkan pemerintah dapat memfokuskan serta menyusun rencana yg

matang untung mendidik serta mengelola generasi muda agar menjadi generasi yang berkualitas, investasi yang paling berharga untuk masa depan bangsa adalah

mencerdaskan generasi mudanya.

2. Berhenti menyalahkan dan mulai berbenah

Bukan hal yg bijak, saat menyadari kekurangan yg kita miliki lalu menyalahkan

pihak tertentu, karna ini semua adalah perjuangan bersama, kemerdekaan tidak

dapat raih kecuali dengan kesadaran seluruh lini masyarakat untuk bersama-sama

memajukan bangsa Indonesia, sebagaimana yg telah dicontohkan oleh nenek

moyang kita, semua berjalan pada porsinya masing-masing dan bertanggung

jawab atas amanah yg ia pikul, mengingat setiap amanah akan dimintai

pertanggung jawaban, baik didunia maupun di akhirat.

3. Perlunya kesadaran generasi muda bahwa mereka adalah penerus estafet

perjuangan bangsa.

Sudah tidak dapat diragukan lagi bahwa nasib suatu bangsa terletak pada pundak

generasi mudanya, bahkan kami tidak mendapati dalam literatur sejarah ada

negara yang berhasil bangkit tanpa peran generasi muda, bangkitnya sebuah

negara beriringan dengan kebangkitan generasi muda, dua hal ini tidak dapat

dipisahkan, maka dari itu perlunya kesadaran generasi muda tentang pentingnya

peran mereka atas bangsa, seperti yang dikatakan oleh seorang penyair Arab yg

bernama Syauqi Bek “Sesungguhnya di tangan pemuda terletak nasib sebuah

bangsa, jika pemuda nya baik maka baiklah bangsa tersebut namun jika pemuda

nya hancur maka hancurlah bangsa tersebut”.

Penutup

Diakhir pembahasan, penulis berharap setelah membaca pemaparan yg kami

sampaikan diatas, muncul dihati kita rasa bertanggung-jawab atas amanah

kemerdekaan yg telah diwariskan dari nenek moyang kita, maka sudah sepatutnya

bagi kita untuk menjaga dan mempertahankannya.

Kami sadar bahwa perjuangan kita masihlah sangat panjang, dan dibutuhkan

waktu yg panjang untuk mencapai hakikat merdeka yg sesungguhnya, namun

perjuangan ini akan terasa ringan saat dilakukan bersama-sama tidak perduli

betapa lelahnya dan betapa panjangnya. Tentu tidak lupa memohon pertolongan

Allah swt yg maha kuasa untuk selalu membimbing kita dalam mengelola rezeki

kemerdekaan yg telah Dia anugrahkan kepada kita, sampai akhirnya kita bisa

mendapatkan apa yg dijanjikan oleh rabb semesta yaitu “Baldatun tayyibatun, wa

rabbun ghafur”.

Sekian.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENDAFTARAN | Program Beasiswa Islamic Call College, Libya | S1, S2, S3 | 2023

Assalamualaikum sobat Penutut Ilmu, gimana Kabarnya kalian, Semoga Selalu dalam Keadaan Sehat wal 'afiat dan Selalu Dalam Lindungan Allah Subhanahu wa Ta'ala Amin ya rabb Al- amin.  Alhamdulillah segala puji bagi Allah, setelah menunggu kurang lebih 3 - 6 Bulan Akhirnya atas izin Allah SWT. Pendaftaran Program Beasiswa Islamic Call College, Libya  resmi dibuka. Nah, bagi sobat Penutut Ilmu yang berminat untuk Melanjutkan Studi S1, S2, S3-nya di Negara yang dijuluki seribu Huffadz ini, bisa nih untuk Mendaftar kan diri. Berikut  Syarat - syarat yang harus dipenuhi  : PROGRAM SARJANA S1 PERSYARATAN  1. Sehat Jasmani dan Rohani 2. Usia 17 sampai 23 Tahun. 3. Melampirkan Berkas- berkas Yang Dibutuhkan 4. Dinyatakan lulus tes Penerimaan   5. Telah Lulus dari Jenjang SMA\SEDERAJAT Dengan nilai Minimal JAYYID JIDDAN  6. Mengisi formulir pendaftaran 7. Terakhir Pengumpulan Berkas untuk jurusan umum 1 April 2023  6. Terakhir Pengumpulan Berkas untuk jurusan agama Islam 20 April 2023  BE

Materi Marhala Dasar, Belajar Bahasa Arab KKMI Libya Via WhatsApp

الكَلَأمُ (    Al-kalam ) A.     تَعْرِيْفُ الكَلَامِ   ( Pengertian Kalam )             الكَلَام ( Kalam ) berasal dari Bahasa Arab, yaitu كَلَّمَ - يُكَلِّمُ   yang artinya berbicara. Sedangkan, kata الكَلَام artinya perkataan atau pembicaraan. Definisi Kalam menurut Ahli Nahwu النَحْوُ     adalah : الكَلاَمُ هُوَ اللَّفْـــظُ المُرَكَبُ المُفِيْدُ بِالوَضْـعِ Kalam adalah suatu perkataan yang tersusun yang memberikan faedah atau makna yang lengkap. Jadi, Kalam dalam Bahasa Arab   memiliki 4 syarat, yaitu : 1-       اللّفْظُ ( Al-lafzu ) yaitu suara ucapan kalimat atau perkataan. Contohnya : المَسْجِدُ   ( Masjid ) كِتَابُ   ( Kitab ) كُرَّاسَةٌ ( Buku tulis ) قَلَمٌ   ( Pena ) dan lain sebagainya. 2-       الْمُرَكَبُ ( Al-Murakabu ) yaitu yang tersusun, kalam yang kita ucapkan mesti tersusun dari dua kata atau tiga kata atau lebih dari itu. Contohnya : ذَهَبَ مُحَمَّدٌ إِلى المَدْرَسَة   ( Muhammad pergi ke sekolah ) مُحَمَّدٌ قَائِمٌ   ( Muhamma

ENGLISH LOOP : 10 SLANG MILENIAL POPULER

  Oleh Immas Redeon Sabtu, 05 september 2020   Sejarah singkat bahasa Inggris. Bahasa Inggris adalah bahasa Jermanik yang berkembang pada abad pertengahan. English sendiri berasal dari epinom  Angle , suku yang mendiami wilayah Anglen, Jerman utara. Pada awalnya, bahasa Inggris berkembang di kerajaaan Anglo-Saxon Britania, lalu mendapat pengaruh dari bahasa Norse Kuno setelah penaklukan Viking pada abad 10.  Penaklukan Normandia terhadap Inggris pada abad 11 menyebabkan bahasa Inggris juga mendapat sedikit pengaruh dari bahasa Prancis (Norman). Pada abad 15, Bahasa Latin juga ikut berperan mempengaruhi perkembangan bahasa Inggris. Perpaduan dari berbagai bahasa ini menyebabkan dialek bahasa Inggris sangat beragam bentuknya. Mulai dari ejaan, penulisan, bahkan istilah (idiom). Di era modern ini, secara umum ada dua jenis bahasa Inggris yang dijadikan acuan internasional, yakni English America (bahasa Inggris Amerika) dn English British(bahasa Inggris Britania). Bahasa Inggris adalah bah