ADA PEMUDA DIBALIK KEMERDEKAAN
kemerdekaan tanah air kita, tak
lepas dari campur tangan para
pemuda. Dengan
kobaran
semangat muda
dan tekad yang
kuat, mereka berjuang melepaskan
Indonesia dari cengkeraman koloni.
Kontribusi pemuda tak kalah pentingnya
dibandingkan dengan para orang tua dan
tetua-tetua lainnya. Seperti yang terjadi
di Rengasdengklok; penculikan presiden
dan wakilnya, yang tidak lain bertujuan
untuk menghindari pengaruh penjajah
dalam merumuskan proklamasi
kemerdekaan dan mendesak agar para
pemimpin
memproklamasikan
kemerdekaan dengan segera.
Banyak perjuangan-perjuangan rakyat
Indonesia di era penjajahan yang
dipimpin oleh tokoh-tokoh muda, seperti;
Bung Tomo di Surabaya, I Gusti Ngurah
Rai di Bali, dan lainnya. Tak hanya
berjuang di medan perang, lainnya pun
juga ikut berjuang dengan menggunakan
cara diplomasi, salah satunya adalah,
Sutan Syahrir, ia dikenal sebagai
diplomat muda berkat pidatonya
mewakili Indonesia pada sidang PBB,
beliau juga merupakan salah satu pendiri
himpunan pemuda nasionalis, Jong
Indonesie, yang di masa depan akan
mencetuskan Sumpah Pemuda.
Maka dari itu, sudah sepatutnya bagi
pemuda-pemudi
hari ini, untuk
melanjutkan estafet perjuangan. Tak
perlu pusing, banyak cara untuk
mempertahankan kemerdekaan
Indonesia. Salah satunya dengan rajin
belajar, juga meningkatkan prestasi
akademik dan non-akademik di kancah
internasianal. Namun, akhir-akhir ini,
banyak oknum yang ingin memecah
belah bangsa dengan berbagai cara,
salah satunya dengan menyebarkan
hoax sebagai cara untuk mengadu
domba, maka bagi pemuda
-pemudi
untuk berhati
-hati dalam mengakse
s
berita.
Sayangnya, masih banyak dari
para
pemuda kita, saat ini, semakin tergerus
oleh zaman. Perkembangan teknologi
yang pesat, memiliki dampak yang
signifikan
di masyarakat
dalam
mempengaruhi karakter, watak, sifat,
bahkan otak. Memang, meleknya
masyarakat pada teknologi merupakan
sebuah kemajuan, akan tetapi,
bagaimana jika masyarakat itu sendiri
yang belum siap dengan perkembangan
teknologi? Maka akan ada harga yang
harus dibayar, akan ada
yang
dikorbankan dari bangsa itu sendiri.
Merujuk pada data survei Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia
(APJII), tercatat bahwa pengguna
internet di rentang usia 13-18 tahun di
Indonesia mencapai 99,16 persen pada
2021-2022.
Sebuah angka
yang
fantastis, namun tidak hanya itu,
bagaimana dengan tujuan mereka
mengakses internet? Data Komisi
Perlindungan Anak mengungkapkan dari
4.500 remaja di 12 kota di Indonesia, 97
persennya pernah melihat pornografi.
Ironi yang tidak bisa dihindarkan.
Dampak negatif mulai tersebar,
penyuluhan dibutuhkan.
Oleh sebab itu, mari manfaatkan
teknologi dengan baik dan bijak. Juga
harapannya, bagi pemerintah untuk
mengambil peran dalam mendidik
generasi emas Indonesia. Bangsa ini
butuh pemuda yang berkarakter kuat dan
kritis. Masa depan Indonesia ada di
tangan kita. Bung Karno pernah berkata,
“Beri aku sepuluh pemuda! Niscaya akan
kuguncangkan dunia.” Wahai pemuda,
berkaryalah! mari kita wujudkan visi
“Indonesia Emas 2045” bersama-sama.
Referensi:
https://nasional.tempo.co/read/1623754/pahlawan-gugur-di-usia-muda-i-gustingurah-rai-kartini-pierre-tendean
https://id.wikipedia.org/wiki/Sutan_Sjahrir
https://dataindonesia.id/internet/detail/remaja-paling-banyak-gunakan-internet-diindonesia-pada-2022
https://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20211002135419-255-702502/survei-
193-persen-anak-indonesia-kecanduan-internet
https://news.republika.co.id/berita/oew0yb361/97-persen-remaja-indonesiapernah-mengakses-pornografi
Penulis : Ayasy Basayeva Ahmad
Komentar