فتحا مبينا
Hadiah Kemerdekaan Dari Yang Maha Esa
Kemerdekaan merupakan keadaan suatu bangsa atau negara yang
pemerintahannya diatur oleh bangsanya sendiri tanpa intervensi pihak asing.
Kemerdekaan suatu negara erat kaitannya dengan kedaulatan terhadap wilayah
teritorial negara. Dahulu Indonesia dikenal dengan Nusantara yang terbentuk dari
komunitas Islam, Hindu, Budha dan animisme yang merupakan negara merdeka
sebelum para penjajah menyerang. Kemerdekaan tidaklah diraih hanya dengan
perjuangan semata. Betapa banyak yang berjuang, tetapi tidak mendapatkan apaapa. Indonesia berhasil meraih kemerdekaannya dengan tekat perjuangan dan
kalimat tauhid ال إله إال هللا hanya karena Allah lah kemerdekaan itu dapat dicapai.
Tahun 1494 terjadilah Perjanjian Tordesillas, yaitu membagi dunia baru
diluar Eropa menjadi dua bagian, yaitu bagian timur dan barat yang dimiliki oleh
Portugal dan Spanyol. Perjanjian ini diprakarsai oleh Paus Alexander VI. Maka
Paus mengumpulkan dua pasukan dan kerajaan besar, yaitu Portugal dan Spanyol
dengan membawa misi 3G (Gold,Glory dan Gospel) dan membagi bumi menjadi
dua bagian, yaitu Timur dan Barat. Maka ditugaskanlah Spanyol untuk melakukan
ekspansi ke arah Barat dan Portugal ke arah Timur.
Tahun 1511 sampailah Portugis di Nusantara membawa misinya 3G. Dan
kedatangan mereka tidak disambut baik oleh masyarakat Nusantara dikarenakan
misi yang mereka bawa. Sehingga terjadilah banyak konflik dan peperangan kala
itu. Ketika Portugis datang pertama kali dinusantara, mereka langsung melakukan
misi yang telah mereka bawa yaitu 3G salah satunya Gospel (menyebarkan ajaran
agama Kristen). Maka dibangunlah satu pusat ibadah yang diberi nama Igreja yang
kemudian hari dikenal dengan nama Greja. Inilah awal mula masuknya agama
Kristen di Nusantara. Dengan membawa agama yang berbeda dengan penduduk
lokal dan juga melakukan ekspansi maka disebutlah Portugis sebagai Penjajah.
Dengan suksesnya misi 3G yang dilakukan Portugis kala itu, maka pada
tahun 1521 pasukan Spanyol yang mulanya melakukan ekspansi di bagian Barat
dan tidak menghasilkan apapun kemudian beralih ke bagian Timur. Portugis yang
merasa ada ancaman dan persaingan, maka dibangunlah benteng-benteng di
tepian pantai termasuklah Sunda Kelapa yang merupakan daerah kekuasaan
Kerajaan Pajajaran yang mengakibatkan terjadinya kekacauan. Melihat kekacauan
yang dilakukan Portugis saat itu, maka Kerajaan Pajajaran mengutus seorang
panglima pasukan Cirebon yang bernama Fatahillah atau disebut juga Faletehan
untuk melepaskan Sunda Kelapa dari jajahan Portugis. Tahun 1527 dengan izin
Allah SWT. akhirnya Sunda Kelapa ditaklukkan. Maka sebagai bentuk syukur atas
kemenangan tersebut, terenungkanlah untuk mengganti nama Sunda Kelapa
menjadi Fathammubina yang terinspirasi dari Surah ke-48 الفتح ayat 1
yang artinya “Sungguh Kami telah memberikan kepadamu (مُّبِيْنًا فَتْحًا لَكَفَتَحْنَا اِنَّا)
kemenangan yang nyata”. Karena mustahil kemenangan ini didapatkan kecuali
atas izin dan kehendak Allah SWT. Maka dinamakanlah Fathammubina yang
dalam bahasa lokal disebut dengan Jayakarta yang kemudian hari di kenal dan
disingkat menjadi Jakarta.
Pada kisaran tahun 1638 terjadilah perjanjian bahwa Belanda terbebas dari
jajahan Prancis dan Spanyol. Dan sebelum perjanjian tersebut, tahun 1619 tatkala
melihat Portugis melemah di Nusantara ternyata Belanda telah mengirim
pasukannya menuju wilayah Jayakarta yang kemudian diganti menjadi Batavia
dan mendirikan VOC. Inilah awal mula Belanda datang ke Nusantara sebagai
penjajah dan tidak menghilangkan misi 3G yang telah di bawa Portugis.
Selama ratusan tahun Indonesia dijajah, hingga akhirnya pada tahun 1905
berkumpullah para ulama untuk merumuskan bahwa Indonesia harus merdeka
dan bersatu untuk melawan penjajah. Maka terbentuklah suatu perhimpunan yg
diberi nama Jami’atul khair dan diundanglah para ulama dan disepakati bahwa
kita harus membuat pendidikan yang berkualitas dan bersatu dalam hal ekonomi,
politik, dll. Belanda yang merasakan bahaya akan perhimpunan ini dan tidak
mungkin bisa dihancurkan seketika, maka dibuatlah persaingan agar terjadi
perpecahan dan membuat perhimpunan ini padam. Jami’atul khair dalam bahasa
lokal berarti Perkumpulan Kebaikan dan dalam bahasa Jawa disebut dengan Boedi
Oetomo, maka pada tanggal 20 Mei 1908 didirikanlah suatu organisasi dengan
nama yang sama yaitu Boedi Oetomo untuk meningkatkan nasionalisme dan
menghambat perkembangan Jami’atul khair termasuk menghilangkan isu-isu
untuk membuat suatu kemerdekaan. Tetapi usaha tersebut tidak membuahkan
hasil hingga akhirnya Indonesia berhasil mengambil alih kekuasaan dan mengusir
Belanda dari jajahan. Dengan kemenangan ini ternyata Indonesia belum merdeka
dan penjajahan belum berakhir hingga Jepang datang untuk menyerang Indonesia.
Pengaruh perang dunia II bagi bangsa Indonesia dapat dilihat sejak tahun
1942. Indonesia adalah salah satu wilayah yang menjadi target perluasan negara
Jepang. Akibatnya bangsa Indonesia diduduki oleh penguasa militer Jepang.
Selama 3,5 tahun Indonesia berada di bawah penjajahan Jepang. Akibat penjajahan
Jepang tersebut bangsa Indonesia mengalami tekanan politik dan penderitaan
ekonomi dan sosial. Perginya penjajah Belanda diganti oleh Jepang justru
membawa penderitaan yang lebih hebat bagi bangsa Indonesia. Tetapi karena
Perang Dunia II, bangsa Indonesia mendapat keuntungan dengan kondisi
kekalahan Jepang. Menjelang kekalahan Jepang dalam PD II, Jepang telah
membentuk BPUPKI dan PPKI yang sangat besar artinya bagi persiapan
membentuk negara Indonesia.
Perang dunia II juga berpengaruh besar bagi bangsa Indonesia. Pengaruh
yang sangat penting adalah pendudukan Jepang terhadap Indonesia. Nafsu
menjadi pemimpin Asia Timur Raya mendorong Jepang untuk meluaskan
kekuasaan sampai di Indonesia. Gerak pasukan Jepang masuk ke Indonesia dan mengalahkan Belanda. Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang tanggal 8
Maret 1942 di Kalijati, Subang Jawa Barat. Dari tahun 1942-1945 bangsa Indonesia
berada di bawah pemerintahan Jepang. Penjajahan Jepang selama 3,5 tahun
mempunyai pengaruh bagi kehidupan politik, sosial, dan ekonomi bangsa
Indonesia.
Secara politik terjadi pergantian pemerintahan di Indonesia. Belanda yang
kalah perang melawan Jepang akhirnya digantikan kedudukannya sebagai
penjajah di Indonesia. Setelah penyerahan 8 Maret 1942, secara resmi bangsa
Indonesia di bawah kekuasaan Jepang. Secara politik terjadi pergantian
pemerintahan di Indonesia. Belanda yang kalah perang melawan Jepang akhirnya
digantikan kedudukannya sebagai penjajah di Indonesia. Setelah penyerahan 8
Maret 1942, secara resmi bangsa Indonesia di bawah kekuasaan Jepang.
Jepang sangat ketat mengawasi berbagai organisasi pergerakan
kebangsaan Indonesia. Berbagai organisasi yang tumbuh pada masa pendudukan
Jepang berada di bawah kontrol sangat keras. Mereka dipaksa tunduk pada
berbagai aturan yang ditetapkan oleh Jepang. Untuk menyikapi hal ini para tokoh
pergerakan melakukan siasat seperti yang dilakukan Bung Karno dan Bung Hatta.
Mereka tetap mau bekerjasama dengan Jepang, tetapi secara diam-diam
melakukan penggalangan kekuatan untuk meneruskan perjuangan pergerakan
kebangsaan. Melalui Putera misalnya, Bung Karno selalu menggalang koordinasi
dengan berbagai kaum pergerakan. Pengaruh politik terjadi perubahan drastis
ketika Jepang semakin terdesak oleh Sekutu. Jepang berusaha menarik simpati
sebaik mungkin bagi bangsa Indonesia denganmemberikan janji kemerdekaan.
Akhirnya dibentuklah BPUPKI dan PPKI sebagai keseriusan Jepang akan
memberikan kemerdekaan. Tetapi sebelum Jepang memberikan kemerdekaan
bagi bangsa Indonesia, Jepang telah mengalami kekalahan dalam PD II.
Kondisi sosial bangsa Indonesia pada masa pendudukan Jepang sangat
memprihatinkan. Untuk membantu perang dan melancarkan aktivitas Jepang,
diperlukan bantuan tenaga yang lebih besar. Hingga Jepangpun melakukan
rekruitmen anggota romusha (tenaga kerja paksa) yang dikerahkan untuk
membangun jalan, kubu pertahanan, rel kereta api, jembatan, dan sebagainya.
Sebagian besar romusha adalah penduduk yang tidak berpendidikan. Meraka
terpaksa melakukan kerja rodi ini dikarenakan takut pada Jepang. Dalam bekerja,
mereka layaknya sebagai binatang. Makanan tidak terjamin, kesehatan sangat
minim, sementara pekerjaan sangat berat. Ribuan rakyat Indonesia meninggal
akibat romusha. Mendengar nasib romusha yang sangat menyedihkan, banyak
pemuda yang meninggalkan kampungnya. Mereka takut akan dijadikan romusha.
Akhirnya, banyak desa yang sebagian besar didiami kaum perempuan, orang tua,
dan anak-anak.
Kejahatan Jepang yang sangat menyakitkan adalah pemaksaan wanitawanita untuk menjadi Jugun Ianfu. Jugun Ianfu adalah wanita yang dipaksa Jepanguntuk menjadi pelacur. Mereka di bawa ke pos-pos Jepang, atau medan
pertempuran Jepang, guna memenuhi nafsu tentara Jepang. Akibat eksploitasi
ekonomi dan tenaga bangsa Indonesia menyebabkan kemiskinan dan penyakit
sosial merajalela. Kondisi kesehatan sebagian besar rakyat Indonesia
memprihatinkan karena kekurangan gizi. Gelandangan dan pengemis ditemukan
di berbagai tempat. Demikianlah akibat perang dunia dan pendudukan Jepang di
Indonesia selama tahun 1942-1945. Di balik penderitaan bangsa Indonesia yang
sangat mengenaskan, kita akhirnya memperoleh keberhasilan dalam mencapai
kemerdekaan.
Kemerdekaan Indonesia tentu bukan sesuatu yang terjadi secara kebetulan.
Strategi dan usaha perjuangan para pendahulu kita yang gigih dan penuh
kesabaran merupakan bukti nyata upaya memberikan warisan kepada kita.
Dengan izin dan kehendak Allah SWT. maka tidak butuh waktu lama untuk suatu
kemerdekaan. 40 tahun setelah terbentuknya Jami’atul Khair tahun 1905 akhirnya
hari kemerdekaan yang menjadi tonggak awal kebebasan Indonesia dari belenggu
penjajahan pun dapat dilaksanakan. Induk dari segala bulan ialah bulan Ramadhan
dan induk dari segala hari ialah hari Jumat, bertemu dua kemulian Sayyidul
Ayyam dan Sayyidus Syuhur bertepatan dengan 17 Agustus 1945 pada hari jumat
pukul 10.00 WIB di bulan suci Ramadhan dalam keadaan berpuasa dilaksanakan
lah proklamasi kemerdekaan Indonesia di jalan Pegangsaan Timur No.56 yang
merupakan rumah wakaf dari seorang pengusaha muslim keturunan Yaman yang
sangat cinta dengan negara kesatuan Republik Indonesia.
“Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.
Djakarta, 17-8-‘05 Wakil-wakil bangsa Indonesia.”
Setelah teks proklamasi selesai disusun, muncul permasalahan tentang
siapa yang harus menandatangani teks tersebut. Hatta mengusulkan agar teks
proklamasi itu ditandatangani oleh seluruh yang hadir sebagai wakil bangsa
Indonesia. Namun dari golongan muda Sukarni mengajukan usul bahwa teks
proklamasi tidak perlu ditandatangani oleh semua yang hadir, tetapi cukup oleh
Soakarno dan Hatta saja atas nama bangsa Indonesia, dan Soekarno-lah yang
nantinya membacakan teks proklamasi tersebut.
Proklamasi 17 Agustus 1945 itu memiliki andil yang kuat dari perjuanganperjuangan para ulama. Karena itulah kalimat takbir yang diteriakkan Bung Tomo
di Surabaya الله أكبر الله أكبر الله أكبر yang artinya Allah maha besar Allah maha kuasa,
maka dengan kalimat inilah bangsa Indonesia berhasil meraih kemerdekaannya
serta mengapresiasi dan menanamkannya dalam UUD 1945 (atas berkat rahmat
Allah yang maha kuasa) kalimatnya “Allah” tiada yang lain, karena hanya Allah lah
kemerdekaan ini bisa dicapai (dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur)
maka keinginan dicantumkan setelah kalimat Allah yang maha kuasa, karena dari
dulu memang mempunyai keinginan luhur “ayo merdeka, ayo merdeka” tapi belum tercapai. Maka dipercepatlah keinginan luhur itu berkat rahmat Allah yang
maha kuasa (maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya).
Dari situlah kemudian dirumuskan pokok dasar Pancasila “Ketuhanan yang maha
Esa”, dalam agama Islam “esa” memiliki arti “Ahad” dan itu tercantum dalam AlQur’an surah ke-112 Al-Ikhlas ayat 1 ( قل هوالله أحد) yang kemudian ditafsirkan denga َ
perlindungan dari negara pasal 29 ayat 1 (Negara berdasar atas ketuhanan yang
maha esa) dan pasal 29 ayat 2 (Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadah menurut
agama dan kepercayaannya).
Hari ini 17 Agustus 2023 walaupun hari kemerdekaan Indonesia sudah
terlewati 78 tahun lamanya, jasa para pahlawan dan pengalaman mereka
memperjuangkan hari kemerdekaan yang jatuh tepat pada tanggal 17 Agustus
1945 tetap terasa hingga sekarang yang diabadikan dengan memperingati hari
kemerdekaan setiap tahunnya tanggal 17 Agustus. Tidak terasa kita kembali akan
memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang tahun ini merupakan
tahun yang ke-78, ini berarti kita sudah menikmati kemerdekaan selama 78tahun.
Kemerdekaan yang kita nikmati sekarang ini tentunya bukanlah didapatkan
dengan mudah, tetapi melalui perjuangan yang panjang dengan pengorbanan jiwa
dan raga dari para pejuang kita yang tentunya diridhai oleh Alah SWT. Hanya satu
pilihan yang harus diambil para pahlawan kita dalam melawan para penjajah yaitu
merdeka atau mati, dalam melakukan perlawanan terhadap penjajah. Betapa
banyak para pahlawan yang gugur baik pada saat memperjuangkan kemerdekaan
maupun dalam mempertahankan kemerdekaan. Kita harus menyadari bahwa
kemerdekaan bangsa ini memang mahal dan bahkan terlalu mahal, karena lahir
dari tetesan air keringat, linangan air mata dan ceceran darah para pahlawan.
Sebagai bentuk syukur kita terhadap semua perjuangan yang telah dilakukan para
pejuang, maka hendaklah kita menjaga kemerdekaan ini dalam bingkai Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang
positif demi terwujudnya persatuan Indonesia serta masyarakat yang sejahtera
dan berkeadilan sebagaimana tercantum dalam prinsip dasar negara Indonesia,
yaitu Pancasila. Kita menyadari bahwa di era demokrasi ini banyak sekali
persoalan yang melanda negeri ini, namun kita tidak boleh pesimis dan kehilangan
semanagat, kita harus selalu optimis dan mencontoh perjuangan yang dilakukan
oleh para pahlawan, semangat nasionalisme harus tetap dibangun dalam
menghadapi semua tantangan yang akan kita hadapi dikemudian hari. Oleh karena
itu dalam memperingati Hari Kemerdekaan RI yang ke-78 ini, kita jangan hanya
melihat dari aspek serimonialnya saja, seperti melakukan berbagai kegiatan
lomba-lomba yang dilakukan oleh masyarakat atau dengan mengikuti Upacara
bendera yang kita peringati setiap tanggal tujuh belas dengan penuh kegembiraan,
tetapi juga perlunya kita memaknai dan menghayati bagaimana kemerdekaan itu
dapat diperoleh dengan susah payah dengan pengorbanan jiwa dan raga sehingga
kita dapat memiliki rasa empati dan dapat menghargai pengorbanan yang
dilakukan oleh pendahulu kita. Tentunya hal ini dapat kita lakukan dengan
mengisi kemerdekaan ini dengan menanamkan rasa nasionalisme setiap warga negara sebagai landasan dalam menjaga keutuhan negara kesatuan Republik
Indonesia yang kita cintai.
Dalam memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-78 ini, marilah kita jadikan
moment ini sebagai introspeksi diri terhadap apa yang telah kita lakukan untuk
bangsa ini, bukan memperdebatkan dan meributkan hal-hal yang tidak penting.
Mari kita hilangkan sifat merasa paling pintar dan mau menang sendiri, sifat egois,
baik individu maupun kelompok. Hari kemerdekaan tahun ini marilah kita bekerja
sama untuk membangun bangsa dan negara ini menjadi lebih baik. Tentu “Bekerja
Bersama” memiliki makna yang sangat mendalam, yaitu ajakan kepada segenap
masyarakat Indonesia untuk merangkul dan mengedepankan asas kebersamaan.
Melalui semboyan ini pula masyarakat diingatkan untuk kembali bersama-sama
bersatu dalam perbedaan dan melanjutkan perjuangan untuk menjadi bangsa
yang terhormat. Dan untuk mewujudkan itu semua kita perlu bekerja dan
membangun negeri ini dalam suatu kebersamaan, hampir bisa dipastikan kita
tidak akan dapat membangun negeri ini tanpa ada persatuan dan kesatuan yang
dilandasi kebersamaan. Bapak Proklamator kita, Bung Karno pernah mengatakan
bahwa negara ini bukan milik suatu golongan, Ras, Suku, agama, ataupun
kelompok tetapi negara ini adalah milik kita Bersama Bangsa Indonesia,
sebagaimana teks Proklamasi yang ditanda tangani atas nama bangsa Indonesia.
Mencermati apa yang dikatakan Bung Karno, menunjukkan bahwa sejak awal
kemerdekaan ini memang diperoleh dengan berjuang bersama-sama tanpa ada
perbedaan, sehingga kita harus menjaga dan membangunnya juga secara
bersama-sama pula. Bekerja dalam kebersamaan harus ditanamkan dalam hati
sanubari dan dijadikan semboyan dalam memotivasi masyarakat untuk bekerja
sehingga apa yang kita cita-citakan bersama dapat segera terwujud. Keberhasilan
dalam membangun suatu bangsa tidak boleh dilihat hanya dari aspek fisiknya saja
tetapi juga harus dilihat dari aspek moralitas, agar kerja dan hasil yang dicapai
senantiasa mendapat ridha Allah SWT. Kita harus menghindari provokasi dan
tidak menyebarkan berita bohong (hoax) yang marak akhir-akhir ini melalui
media sosial dan juga menghindari rasa curiga yang berlebihan, baik individu
maupun kelompok yang dapat menimbulkan fitnah. Karena kesemuanya itu akan
dapat merusak kebersamaan dan persatuan kita dan akhirnya akan menghambat
kemajuan bangsa dan negara kita.
Perjuangan bangsa Indonesia bukan hanya dari masa lalu, tetapi hari ini,
hari esok, dan selamanya. Di Balik kemerdekaan ada perjuangan, dan perjuangan
kita belum berakhir sampai disini. Nasib bangsa tidak akan berubah jika kita tak
mengubahnya, jangan mengira kita semua sudah cukup berjasa dengan segitiga
warna, selama masih ada ratap tangis di gubuk-gubuk, pekerjaan kita belum
selesai! Berjuanglah terus dengan mengucurkan banyak keringat. Mari sama-sama
berjuang, mari kita perjuangkan bersama Indonesia adil dan sejahtera. Bersamasama kita bangun Indonesia yang lebih baik, karena Indonesia akan terlihat indah
jika kita tetap bersama untuk saling menolong. Merah darahku adalah ungkapan
bahwa semangat yang berkobar tidak akan padam hingga tetesan darah terakhir
dan putih tulangku adalah mental baja yang tidak akan pernah pudar, walau
panasnya peluru menembus tubuh. Sekali merdeka, tetap merdeka! Bersatu kita
teguh bercerai kita runtuh. Mabruk alfa mabruk, semoga persatuan ini bisa tetap
terjaga demi Indonesia.Merdeka!!! NKRI harga mati.
Komentar